Oleh : Nurfillah Rahayu
( Forum Literasi Muslimah Bogor)
Momen Ramadan dan Idulfitri 2025 yang biasanya menjadi waktu panen bagi para pedagang. Namun tahun ini justru menyisakan kekecewaan. Para pedagang di Pasar Tanah Abang mengaku mengalami penurunan omzet yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Meski jumlah pengunjung cukup ramai selama masa puasa hingga Lebaran, namun daya beli masyarakat mengalami penurunan drastis sekitar 30-35 persen.(metrotvnews.com/10 April 2024) Kondisi seperti ini tentu saja menyulitkan para pedagang dalam memenuhi kebutuhannya yang meningkatkan menjelang mudik lebaran dan lain sebagainya.
Sedangkan disisi lain Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per Februari 2025 total utang masyarakat Indonesia lewat layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau yang lebih akrab disebut PayLater di sektor perbankan menyentuh angka Rp 21,98 triliun.(Liputan6.com/11 April 2025)
Sungguh kondisi yang sangat memprihatikan telah terjadi dinegeri yang kaya akan sumberdaya alam ini.
Daya beli masyarakat di berbagai daerah di Indonesia termasuk DKI Jakarta yang menurun ini disebabkan banyak faktor. Diantaranya adalah maraknya PHK, naiknya harga-harga, beban utang meningkat dll. Selain itu juga pengaruh dari lesunya ekonomi secara global.
Himpitan ekonomi membuat masyarakat memutar otak untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tidak sedikit yang berutang dengan memanfaatkan paylater (pembayaran nanti) dalam belanjanya. Apalagi belanja saat ini bisa dilakukan secara online hingga paylater dianggap memudahkan.
Di sisi lain, penerapan sistem kapitalisme mengakibatkan besarnya arus budaya konsumerisme, dan kebahagiaan diukur dengan standar materi. Adanya paylater makin mendorong arus konsumerisme
Paylater yang marak saat ini berbasis ribawi, yang tentu saja haram namun dalam pandangan alih-alih dapat menyelesaikan solusi namun paylater justru berpotensi menambah beban masalah masyarakat, dan menambah dosa, yang akan menjauhkan keberkahan.
Sehingga kesulitan demi kesulitan terus menerus terjadi seperti dalam lingkaran setan.
Untuk itu dibutuhkan sistem yang sempurna dalam mengatur kehidupan. Dan sistem itu hanyalah Sistem Islam satu-satunya yang akan menutup celah budaya konsumerisme, karena ada pertanggungjawaban di hadapan Allah swt. Masyarakat akan terbentuk ketakwaannya sehingga standar bahagiapun bukan dari sisi materi tapi karena mendapatkan rida Allah swt.
Penerapan Islam kaffah akan menjamin kesejahteraan rakyat. Sistem ekonomi islam memiliki mekanisme untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat individu per individu.
Segala praktik ribawi akan dihapuskan dalam negara islam.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 130-131 yang artinya :
" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir."
(TQS.Ali Imran : 130-131)
Karena negara yaitu Khilafah akan menjaga agar rakyat jauh dari keharaman.
Dengan demikian keberkahan akan didapat dan kesejahteraan yang menyeluruh dari berbagai aspek kehidupan akan dirasakan oleh seluruh ummat manusia.
Wallahua'lam Bishowab