Tes Kehamilan Siswa, Bukan Solusi



Oleh Lulu Nugroho



Para pakar dan akademisi menilai bahwa tes kehamilan yang dilaksanakan setahun dua kali, yakni setelah libur semester dan tahun ajaran baru, terhadap siswi di salah satu SMA di Cianjur, Jawa Barat, sangat tidak efektif mencegah seks bebas. Pihak sekolah menyatakan bahwa kebijakan ini dilakukan untuk mencegah kehamilan siswi di usia sekolah. Pasalnya, hal tersebut pernah terjadi pada tiga tahun lalu. 

"Jadi, ada orang tua siswa yang datang, memberitahukan jika anaknya hamil, kemudian tidak melanjutkan sekolah. Makanya, kita jalankan program ini untuk memastikan para siswi terhindar dari pergaulan bebas," ujar Sarman, Kepala Sekolah SMA Sulthan Baruna, Rabu (22/1), mengutip detikJabar. (Cnnindonesia, 23-1-2025)

Akibat Pergaulan Bebas

Pemeriksaan ini menunjukkan adanya sesat pikir menghadapi rusaknya pergaulan remaja hari ini. Layaknya rahasia umum bahwa setiap orang tua memahami betapa sulitnya mengendalikan pergaulan bebas. Bahkan parahnya, seperti terdapat pembiaran hingga kesalahan interaksi rusak ini, terus saja berjalan 

Sementara, tes kehamilan hanya menunjukkan bahwa seorang perempuan diduga kuat sedang hamil, yang setelahnya akan diambil langkah-langkah berkelanjutan menghadapi fakta ini. Hanya saja, meski seseorang telah melakukan aktivitas seks, tidak selalu terjadi kehamilan. Maka jelas bahwasanya tes kehamilan ini, bukan solusi sebab ia tidak efektif untuk mencegah pergaulan bebas. 

Pengadaan tes yang dilakukan setelah liburan, seolah menunjukkan bahwa saat itulah rawan terjadi seks bebas di kalangan pelajar. Dari sini perlu adanya upaya sistemik dengan menegakkan solusi hakiki yang menyentuh akar masalah, terhadap kebebasan yang telanjur merasuk sendi-sendi kehidupan. Satu-satunya jalan adalah mengembalikan setiap individu kepada posisinya sebagai hamba yang tunduk kepada Allah sang Pengatur (Al-Mudabbir). Hingga muncul sikap menyandarkan seluruh perbuatan, hanya kepada perintah dan larangan Allah SWT.

Islam Mengatur Pergaulan

Islam bukan hanya sebatas agama ruhiyah yang mengatur peribadatan saja, namun memiliki aturan lain terhadap semua aspek kehidupan termasuk pergaulan. Dalam Islam, interaksi manusia tidak dibiarkan begitu saja, tetapi harus terikat syariat. Hal inilah yang akan menjaga kehidupan. 

Kehidupan umum, hujum asalnya adalah terpisah dan tidak boleh ada interaksi antara pria dan wanita, kecuali dalam perkara yang dibolehkan syariah, serta pelaksanaannya menuntut interaksi keduanya. (Syaikh Taqiyudin An-Nabhani, Nizhom Ijtimaiy fil Islam)

Aktivitas yang dibolehkan misalnya dalam pendidikan, kesehatan, jual beli, ijarah, pertanian, industri dan pengadilan, itupun dengan batasan tertentu. Saat pria dan wanita berada dalam kehidupan umum (hayatul am), terdapat ketentuan khusus seperti menundukkan pandangan (ghodul bashar), tidak berhias (tabarruj), tidak bercampur (ikhtilat), serta tidak bersepi-sepi (khalwat). Pun Islam mengatur pakaian bagi wanita, yakni menggunakan gamis (jilbab) dan kerudung (khimar).

Sejalan dengan itu, sistem pendidikan yang berasaskan akidah, akan diberikan sejak usia dini. Tujuannya agar keimanan menancap kuat hingga membentuk kepribadian Islam yang khas. Para guru dan orang tua juga demikian halnya, mereka harus memiliki pemahaman Islam benar, supaya generasi tumbuh dalam kehidupan Islam. 

Negara menjalankan aktivitas penjagaan   melalui perangkatnya yaitu para petugas pengadilan (qadhi) dan polisi (syurthah). Masyarakat Islam tidak akan membiarkan kemungkaran terjadi. Mereka senantiasa menegakkan muhasabah, amr ma'ruf nahi munkar, yang senantiasa berjalan. Saat terjadi pelanggaran, ada sanksi yang meluruskannya, dengan hukum yang bersifat penebus (jawabir) dan pencegah (zawajir).
 
Negara pun akan melindungi pemikiran generasi. Konten pornografi dan pornoaksi tidak akan dibiarkan. Sebaliknya syiar Islam terus ditebarkan, menyelimuti kehidupan masyarakat. Suasana Islam yang dibangun, menjadikan setiap individu terdorong menjadi insan mulia. Mereka pun senantiasa menjaga pergaulan, memiliki visi misi menjaga agama Allah. Tatanan kehidupan inilah yang akan mencegah remaja dari pergaulan bebas dan kerusakan akhlak. Tidak lagi mengedepankan syahwat dan kesenangan jasmani yang banyak dieksploitasi dalam kehidupan sekuler.

Islam akan memberikan solusi hakiki bagi permasalahan generasi. Bukan solusi parsial atau pragmatis. Dengan penerapan Islam kaffah sebagai sebuah sistem kehidupan, akan lahir generasi berkualitas. Allahumanshurnaa bil Islam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak