Orangutan Kehilangan Habitat: Deforestasi Kalimantan yang kian Mengkhawatirkan




Oleh: Ammelia Sobihatul Ahmar



Terekam momen menyedihkan seekor orangutan yang kebingungan di tengah lahan tambang, tempat yang dulunya adalah rumahnya. Peristiwa ini, dikutip dari Radar Cianjur (09/12/2024), menjadi bukti nyata bahwa deforestasi besar-besaran di Kalimantan telah menghancurkan habitat asli satwa liar. Orangutan, sebagai salah satu hewan endemik Kalimantan dan Sumatera, kini semakin terancam punah akibat perambahan hutan untuk kepentingan industri.

Tak hanya orangutan yang terancam punah, tetapi juga banyak spesies lain yang bergantung pada hutan. Eksploitasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menyebabkan hutan terus berkurang tanpa mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem.

Orangutan merupakan hewan yang dilindungi di Indonesia. Namun, kenyataannya, tidak sedikit yang diperjualbelikan secara bebas di pasar gelap dunia. Hutan yang tadinya menjadi tempat tinggal, sumber makanan, dan penghasil buah-buahan yang menjadi nutrisi utama mereka kini berubah menjadi lahan industri. Pohon-pohon yang menjulang tinggi sebagai tempat berayun dan berlindung telah ditebang. Habitat mereka dirampas dan diubah menjadi tambang yang terus menggerus kehidupan satwa liar.

Habitat mereka kini telah rata dengan tanah. Matanya tampak kosong, orangutan mencari sisa-sisa kehidupan di antara tumpukan tanah dan bebatuan. Bahkan, untuk mencari makanan pun mereka menghadapi bahaya, dengan sumber makanan yang semakin langka.

Penyebab Penghancuran Hutan Kalimantan

Hutan Kalimantan terus mengalami penyusutan akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali.  salah satu faktor utama yang mendorong deforestasi hari ini adalah, adanya ekspansi perkebunan sawit dan pertambangan. Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit dan eksploitasi tambang menjadi faktor terbesar dalam penghancuran hutan. Hutan yang dulu menjadi sumber makanan dan tempat berlindung bagi orangutan kini berubah menjadi lahan industri tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap ekosistem.

Ekspansi lahan perkebunan dan pertambangan yang begitu masif tanpa mempertimbangkan dampak ekosistem lingkungan adalah buah penerapan sistem kapitalisme. Dimana negara hanya mencari euntungan ekonomi jangka pendek. Pemerintah lebih memilih eksploitasi ketimbang konservasi karena keuntungan instan.

Deforestasi yang terjadi tidak hanya mengancam orangutan, tetapi juga menimbulkan dampak yang lebih luas salah satunya adalah hilangnya keanekaragaman hayati. Tidak hanya orang utan yang terancam habitatnya, banyak spesies lain yang turut kehilangan habitat dan menghadapi kepunahan.

Kerusakan lingkungan yang terjadi adalah akibat keserakahan manusia. Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya:

"Dan apabila dikatakan kepada mereka : Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan. Ketahuilah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadarinya." (QS. Al-Baqarah: 11-12)

Kita tidak bisa terus membiarkan eksploitasi ini berlangsung tanpa batas. Pemerintah harus memperketat regulasi dan menindak tegas para perusak lingkungan. Masyarakat juga harus lebih sadar dalam memilih produk yang ramah lingkungan serta mendukung konservasi hutan. Jika tidak ada tindakan nyata, bukan hanya orangutan yang kehilangan rumahnya, tetapi kita semua akan merasakan dampak buruk dari kerusakan ekosistem ini. 

Wallahualam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak