Oleh ; Arini
Lebih dari satu miliar orang hidup dalam kemiskinan akut di seluruh dunia berdasarkan laporan Program Pembangunan PBB. Setengah dari jumlah tersebut, anak-anak yang paling terkena dampaknya.
Makalah yang diterbitkan Prakarsa Kemiskinan dan Pembangunan Manusia Oxford (OPHI) menyoroti bahwa tingkat kemiskinan ini tiga kali lebih tinggi di negara-negara yang tengah berperang. Karena tahun 2023 menandai konflik terbanyak di seluruh dunia sejak Perang Dunia II.
UNDP dan OPHI telah menerbitkan Indeks Kemiskinan setiap tahun sejak 2010, dengan mengumpulkan data dari 112 negara dengan populasi gabungan 6,3 miliar orang.
Data ini menggunakan indikator seperti kurangnya perumahan yang layak, sanitasi, listrik, bahan bakar memasak, nutrisi dan kebutuhan bersekolah.
Beritasatu.com kamis(17/10/2024).
Persoalan kemiskinan meningkat lagi. Beberapa faktor yang melatar belakangi peningkatan kemiskinan ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan bahan bakar minyak atau BBM. Selain itu, upah minimum yang tidak sebanding dengan kebutuhan, serta taraf hidup masyarakat yang buruk, ditambah dengan peningkatan pengangguran setiap tahun, semakin melanggengkan kemiskinan di negeri ini.
Hal ini mengusik pikiran rakyat khususnya ibu-ibu yang bersentuhan dengan masalah dapur. Mereka mulai cemas dan memerlukan solusi.
Permasalahan demokrasi semakin terlihat dari segala sisi.
Saat kemiskinan semakin meninggi, kita malah disuguhkan perilaku para pejabat dan konglomerat yang tak mengenal empati. Cukuplah kasus kematian balita yang dibawa mengemis oleh ibunya dan kasus korupsi Bansos, menjadi paradoks di negeri demokrasi.
Anjaya, balita berusia dua tahun, meninggal di pangkuan ibunya yang sedang mengemis. Anjaya sudah sakit selama empat hari. Namun, karena keterbatasan biaya, ibunya tak bisa membawanya ke dokter. Anjaya tak sendiri, telah banyak balita yang juga meregang nyawa lantaran orang tuanya miskin.
Sebenarnya, masalah kemiskinan ini juga dialami oleh seluruh masyarakat dunia, menjadikan masalah kemiskinan sebagai masalah global yang perlu dituntaskan bersama.
Bahkan masalah kemiskinan akan terus terjadi dalam sebuah negara. Akan tetapi, upaya yang perlu dilakukan pemerintah adalah bagaimana menekan angka kemiskinan dengan berbagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Selama sistem hidup yang digunakan kapitalisme sekulerisme maka penuntasan masalah kemiskinan tidak akan pernah terwujud. Karena akar penyebab kemiskinan itu sendiri adalah sistem yang berlakukan di negeri tersebut.
Karena manusia dipaksa hidup di pengaturan sistem yang amburadul dan tidak sesuai fitrah manusia.
Sementara Islam, sebagai sistem hidup telah terbukti mampu menyelesaikan secara tuntas.
Islam solusi atasi problem kemiskinan
Dalam sistem islam, kemiskinan akan diselesaikan dengan tuntas dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Melarang praktik riba. Aktivitas riba ibarat benalu dalam perekonomian
2. Semua sector usaha harus berbasis sector produktif
3. Negara khilafah memenuhi kebutuhan pokok massal yakni pendidikan, kesehatan, keamanan. Sehingga income per keluarga hanya dialokasikan untuk kebutuhan individu.
4. Dalam kondisi khusus, Negara Khilafah memberi nafkah kepada individu rakyatnya, tanpa mewajibkan perempuan untuk bekerja
5. Aset bumi diplot secara adil, mana yang milik umum, milik negara, dan mana yang menjadi milik individu
6. Sistem keuangan negara menggunakan baitul mal dengan pos pendapatan beragam tanpa pajak dan utang
7. Penggunaan sistem moneter berbasis emas dan perak, sehingga angka inflasinya 0%.
Pada zaman Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah, setiap malam Umar bin Khattab berkeliling kampung untuk melihat apakah ada masyarakatnya yang lagi kesusahan atau tidak.
Bahkan pada saat itu, ia mendapatkan bahwa ada masyarakatnya lagi kekurangan makanan dan Umar bin Khattab secara langsung membawakan bahan makanan kepada masyarakat tersebut.
Selain itu pada zaman Umar bin Abdul AzAbdul Aziz menjabat sebagai khalifah, para penerima zakat sampai-sampai tidak ditemukan. Ini menandakan bahwa pada saat itu tidak ada kemiskinan yang terjadi.
Wajarlah kesejahteraan dan kemakmuran memberkahi negeri yang menerapkan hukum syariah. Namun, sistem kufur demokrasi buatan manusia telah merenggut hak Allah SWT untuk mengatur manusia. Keadilan tak bisa dirasakan utuh oleh masyarakat. Mari kita berjuang mewujudkan tatanan dunia baru yang tunduk pada aturan Allah SWT agar kehidupan umat manusia menemui kemuliaan peradabannya.
Mari kencangkan doa, ketuk pintu langit, agar Allah SWT berkenan mewujudkan Daulah Khilafah Islamiyah di atas tangan-tangan kita.
Wallahu a'lam bish shawab.
Tags
Opini
