Sekularisasi Semakin Menjadi-jadi, Apakah Tidak Ada Solusi?

 


Oleh. Imas Sunengsih, S.E., M.E

Aktivis Muslimah Intelektual 


Kabar larangan hijab kembali mencuat di negeri ini. Peristiwa terbaru terjadi di dunia kesehatan yaitu pada RS Medistra di Jakarta yang membatasi penggunaan hijab bagi dokter dan perawat. Bahkan ada salah satu dokter yang bernama Dr. Diani memutuskan untuk keluar dari RS tersebut setelah melakukan protes perihal pembatasan hijab.


Kebijakan pembatasan hijab ini menimbulkan polemik, bahkan Dinas kesehatan sudah klarifikasi kepada RS yang bersangkutan. Melansir dari detikNews (2-9-2024), Dinas Kesehatan DKI Jakarta buka suara mengenai polemik pembatasan penggunaan hijab bagi dokter dan perawat di RS Medistra di Jakarta Selatan (Jaksel). Dinkes telah meminta klarifikasi kepada pihak Rumah sakit yang bersangkutan. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan pihaknya juga melakukan pembinaan, pengawasan serta pengendalian (binwasdal). Harapannya, peristiwa itu tak terulang.


Larangan hijab ini terus terjadi, padahal negeri ini mayoritas Muslim. Di mana dalam Islam, kewajiban seorang muslimah ketika dia keluar rumah atau ada dalam lingkungan publik diwajibkan oleh syariat untuk menutup aurat secara sempurna dengan menggunakan jilbab dan kerudung. Namun sayang, nampaknya negeri ini semakin lebih menunjukkan jadi dirinya secara nyata kearah sekularisasi. Paham ini merupakan paham yang memisahkan agama dari kehidupan, jadi agama tidak boleh sama sekali ikut campur dalam mengatur kehidupan.


Sekularisasi semakin nyata di negeri ini ketika terang-terangan melarang aturan yang berasal dari Islam, misalnya larangan hijab, larangan mengunakan pengeras suara ketika azan, dll. Ini merupakan asas yang menopang sistem kapitalisme yang diadopsi negeri ini. Sistem yang telah banyak merusak tatanan kehidupan manusia. Lihat saja faktanya seks bebas semakin tidak terkendali, kriminalisasi dan korupsi semakin menggurita, narkoba, aborsi, dan masih banyak lagi. Berbeda dengan sistem Islam yang justru menjadikan tatanan kehidupan manusia menjadi peradaban yang agung.


Sistem Islam yang diterapkan oleh negara akan mewajibkan setiap muslimah untuk taat kepada syariat dengan menutup aurat secara sempurna, mengunakan Jilbab, termaktub dalam Surat Al-Ahzab Ayat 59:


يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا


Artinya: "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."


Begitupun dengan kewajiban kerudung lihat Qur'an surat An-Nur ayat 31. Jadi aturan syariat ini akan menjaga dan memuliakan seorang muslimah. Bahkan negara Islam akan memastikan setiap Muslim untuk selalu ada dalam ketaatan, negara pun berperan sebagai junnah untuk rakyatnya, senantiasa melindungi dan menjaga dari setiap serangan musuh.


Dengan demikian, tidak ada jalan lain untuk menyelesaikan problematika yang terjadi hari ini dengan kembali kepada sistem Islam kafah. Artinya kaum muslimin mempunyai kewajiban untuk memperjuangkan sampai tegak dimuka bumi ini, tentu dengan perjuangan yang sungguh-sungguh disertai dengan keyakinan dan keimanan yang kokoh.


 Perjuangan ini tentu harus secara berjamaah agar kekuatan kaum Muslim semakin menunjukkan kekuatan yang tidak terkalahkan, tujuan dari perjuangan ini adalah untuk mengembalikan kejayaan Islam agar menjadi umat terbaik sehingga terwujud peradaban yang cemerlang. Dunia Islam akan kembali pemimpin dunia dengan sistem yang agung dan sempurna.


Wallahu a'lam bishawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak