Palestina Membutuhkan Tentara, Bukan Hanya Seruan






Oleh : Wa Ode Vivin
(Aktivis Muslimah)

Siapapun yang masih punya hati dan melek informasi, pasti akan merasa geram dengan kebrutalan Yahudi Isr4el atas umat Islam di Palestina. Lagi dan lagi, para pemangku kebijakan hari ini tidak lain hanya memberikan seruan, padahal telah terbukti seruan tersebut sampai hari ini tidak membebaskan saudara kita dari genosida Israel.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani menyuarakan keinginannya dalam laman suara bali.id (1 september 2024) untuk menghentikan perang di Palestina dan daerah konflik lainnya. Lewat pidatonya puan mengingatkan peran parlemen untuk berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan global.

Kurang lebih sepuluh bulan Gaza bersimbah darah, dan sudah ada 200 lebih penyerangan dan pembantaian yang dilakukan oleh zionis Israel, tidak hanya korban jiwa yang berjatuhan, banyak juga warga yang terluka hingga mereka lumpuh, kehilangan kaki, tangan, dan mata. 

Seruan berupa keinginan hentikan genosida di palestina tanpa pengiriman pasukan/tentara adalah pencitraan belaka. Terbukti sampai detik ini, seruan tak mampu menghentikan serangan Zionis, sekalipun seruan lembaga internasional, maupun pejabat/penguasa negeri muslim.

Perlu diketahui, persoalan Palestina adalah persoalan politik, akibat umat Islam tidak memiliki pelindung (junnah) yakni Khilafah Islam, sehingga tidak mampu menunaikan kewajiban jihad untuk mengusir penjajah Israel dan sekutunya. Bahwa persoalan Palestina bukan hanya soal kemanusiaan, tetapi problem politik. 

Dalam hal ini, Negara berperan penting dalam menanamkan sikap umat terhadap saudara sesama muslim, terlebih yang dijajah seperti palestina.  

Namun nyatanya, Para penguasa Muslim telah berkhianat dengan mengabaikan apa yang terjadi pada saudaranya, mereka hanya sekedar mengecam tanpa melakukan aksi nyata. Bahkan Arab Saudi beserta produsen minyak lainnya menolak usulan Iran untuk melancarkan embargo minyak ke negara entitas Yahudi itu.

Sangat miris memang, ketika melihat saudara kita dibantai oleh penjajah zionis Israel, para pemimpin negri-negri muslim hanya sebatas mengecam, paham nasionalisme yang menjadikan para penguasa negri-negri muslim tidak bisa bertindak apa-apa. Seperti halnya di Mesir yang notabene negara terdekat dengan Palestina, atas nama nasionalisme, presiden Mesir membatasi pintu raffah yang menjadi pintu keluar masuk satu-satunya dari dan keluar Gaza. Karena memang negeri-negeri muslim bekerja sama dalam berbagai hal dengan entitas Yahudi.

Sudah seharusnya kaum muslim sadar dengan kenyataan ini, maka harus ada satu sistem pemerintahan Islam yang membentuk militer untuk membebaskan Palestina dan mempunyai kemampuan untuk menurunkan militernya ke sana dalam rangka merebut kembali Palestina tanpa ada sekat nasionalisme atau sejenisnya. Sistem pemerintahan Islam itu tidak lain disebut dengan khilafah.

Dengan pendidikan islam dalam Khilafah, setiap muslim akan selalu menyeru kepada kebenaran, melalui berbagai mekanisme.

Kekhilafahan Islamiah yang nanti akan mengirimkan pasukan untuk jihad membebaskan Palestina. Maka, tidak ada cara lain yang dapat ditempuh kaum Muslim hari ini dalam rangka mewujudkan tegaknya Daulah Khilafah untuk mengenyahkan entitas Israel, selain berjuang untuk mendakwahkan Islam secara keseluruhan. Membangun konsolidasi persatuan dan kesatuan ditengah-tengah umat untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiah. 

Wallahu'alam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak