Oleh Siti Aminah
Aktivis Muslimah Kota Malang
Begitu penting peran seorang Ibu. Setiap Ibu pastilah memiliki cita-cita yang mulia bagi anak-anaknya. Sebagai seorang muslim, tentu cita-cita tertingginya adalah bagaimana diri dan keluarganya terhindar dari panasnya api neraka dan bersama-sama masuk surga-Nya.
Tapi tidak dengan ibu dari Sumenep yang mengantarkan puteri kandungnya untuk dicabuli dan di ruda paksa.
Kasus ini terungkap saat ayah korban mendapat informasi bahwa anaknya diantarkan ibunya ke rumah kepala sekolah. Di sana korban dicabuli kepala sekolah.
Dia menambahkan, ibu korban menyetujui pencabulan itu dengan alasan untuk ritual penyucian diri. Tak dijelaskan ritual apa yang mereka jalani.
T disuruh melakukan hubungan badan dengan J oleh ibu kandungnya sendiri. Awalnya korban dijemput oleh ibu kandungnya inisial E, selanjutnya korban diantar ke rumah terlapor di Perum BSA Sumenep, dengan alasan akan melaksanakan ritual mensucikan.Korban Dicabuli Berulang Kali
Pencabulan itu bukan hanya sekali. Ibunya kerap mengantarkan korban ke kepala sekolah. Bahkan, korban juga pernah diperkosa dan dicabuli di salah satu hotel. Korban diantarkan lagi ke rumah terlapor di Perum BSA Sumenep, untuk melaksanakan ritual mensucikan diri atau berhubungan badan dengan J. Sesudah bersetubuh di rumah pelaku, kemudian pada hari Minggu di bulan Juni dengan tanggal yang berbeda tahun 2024 pelaku kembali melakukan perbuatan persetubuhan dan pencabulan terhadap korban, di salah satu hotel yang terletak di wilayah Surabaya sebanyak 3 (tiga) Kali. KumparanNews (01/09/2024)
Ibu yang seharusnya menjadi pendidik utama dan pertama justru melakukan kekejian luar biasa. Ini menunjukkan matinya naluri keibuan nyata adanya, dan menambah panjang deretan potret buram rusaknya pribadi ibu dan rusaknya masyarakat.
Fenomena ini menunjukkan adanya persoalan sistemis dan bukti kegagalan sistem yang diterapkan, khususnya sistem pendidikan juga sistem sanksi.
Islam menetapkan peran dan fungsi ibu, yaitu sebagai pendidik yang pertama dan utama. Islam juga menyediakan adanya supporting sistem di tempat kerja.
Kesempurnaan sistem Islam tampak dari Sistem Pendidikan yang membentuk kepribadian islam, sistem sanksi dan juga sistem lain yang mampu menjaga setiap individu dalam kebaikan, ketaatan dan keberkahan Allah.
Islam juga mewajibkan negara agar mampu menjaga fitrah ibu, dan anak juga manusia semuanya.
Dalam Islam banyak suri tauladan seorang ibu yang mampu mengantar anak-anak mereka ke surga tertinggi, fitrah ibu yang penuh kelembutan dan kasih sayang terpenuhi maka dari ibu seperti ini lahirlah pemuda pemudi yang tidak lurus akidahnya dan tidak lemah dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Sebagaimana cita-cita mulia seorang shahabiyah, Khansa ketika melepas keempat anaknya ke medan jihad. “Wahai anak-anakku, kalian telah masuk Islam dengan sukarela dan telah hijrah berdasarkan keinginan kalian. Demi Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, sesungguhnya kalian adalah putra dari ayah yang sama dan dari ibu yang sama, nasab kalian tidak berbeda. Ketahuilah bahwa sesungguhnya akhirat itu lebih baik dari dunia yang fana. Bersabarlah, tabahlah dan teguhkanlah hati kalian serta bertaqwalah kepada Allah agar kalian beruntung. Jika kalian menemui peperangan, maka masuklah ke dalam kancah peperangan itu dan raihlah kemenangan dan kemuliaan di alam yang kekal dan penuh kenikmatan.”
Wasiat Khansa tersebut senantiasa di ingat dan kemudian mengantarkan keempat anaknya memperoleh syahadah fii sabilillah satu per satu. Demikianlah peran mulia seorang ibu, dan tidak ada peran yang lebih mendatangkan pahala yang banyak melainkan peran mendidik anak-anaknya menjadi anak yang diridhoi Allah dan Rasul-Nya. Karena anak-anaknya lah sumber pahala dirinya dan sumber kebaikan untuknya.
İbu yang semacam ini hanya ada apabila sistem Islam diterapkan dengan sistem Islam ibu terjaga dari perbuatan diluar nalar karena ibu mendapatkan apa yang seharusnya,ibu tidak ditekan oleh pekerjaan sehingga ibu hanya fokus mendidik anaknya agar anaknya menjadi tanggung.
Allah SWT berjanji apabila kita berada dijalan syariat Allah maka kita bisa berkuasa di muka bumi, Dengan berkuasa dimuka bumi kita bisa menyingkirkan sistem merusak saat ini.
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS An-Nūr: 55)
Dengan terlaksananya hukum syariat Islam Kaffah maka tidak akan lagi ada seorang ibu yang melakukan perbuatan diluar nalar seperti yang dilakukan ibu di Sumenep.
Tags
Opini
