Umat Islam Tak Berdaya, Pemimpinnya Di Mana?



Oleh. Lilik Yani (Muslimah Peduli Umat)

Satu abad tanpa ada pemimpin negara, umat Islam tak berdaya. Semakin teraniaya tak ada perlawanan, lemah tak punya kuasa. Sampai kapan suasana seperti ini terjadi? Akankah dibiarkan terus zionis Israel dan penjajah bengis menguasai dunia?

Bagaimana nasib umat Islam yang seharusnya mulia dan memiliki derajat tinggi itu? Akankah semakin hina karena diinjak-injak zionis bengis tak punya hati itu? Di mana hati nurani jika kita saudara muslimnya tak berjuang maksimal mengembalikan junnah yang hilang. Di mana pemimpin negara yang seharusnya ada dan berkuasa meriayah umatnya?

Saatnya berjuang mengembalikan junnah yang hilang.

Dilansir VOA - Serangan pesawat nirawak atau drone terhadap warga Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar menewaskan puluhan orang, termasuk keluarga dengan anak-anak. Beberapa saksi mata mengatakan para korban selamat terpaksa harus mencari di antara tumpukan mayat untuk menemukan dan mengenali kerabat mereka yang tewas atau terluka.

Empat saksi mata, aktivis, dan seorang diplomat menggambarkan serangan pesawat nirawak pada Senin yang menghantam keluarga yang menunggu untuk menyeberangi perbatasan ke negara tetangga Bangladesh.

Seorang perempuan hamil tua dan putrinya yang berusia 2 tahun termasuk di antara korban serangan mematikan terbaru di negara bagian Rakhine itu. Serangan tersebut merupakan yang paling mematikan terhadap warga sipil di wilayah itu dalam beberapa minggu terakhir, di tengah pertempuran antara pasukan junta dan pemberontak. (10/08/24)

Republika.vo.id - Amerika Serikat (AS) akan mengucurkan bantuan senilai 3,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 55,8 triliun memperkuat persenjataan dan peralatan militer Israel. Departemen Luar Negeri menyampaikan Kongres AS telah menyetujui alokasi bantuan terhadap Israel selama aksi genosida ke Palestina. 

"Departemen Luar Negeri AS telah memberitahu Kongres AS untuk mengeluarkan dana miliaran dolar AS untuk pembiayaan militer ke Israel," ucap pernyataan Departemen Luar Negeri AS dilansir dari Reuters pada Ahad (11/8/2024).

Muslim Rohingya kembali diburu dan dianiaya.  Muslim di Palestina masih terus menjadi sasaran penjajah, dan hidup dalam kesulitan yang luar biasa.  Mirisnya negara-negara Barat terus membela dan mendukung negara Zionis, menunjukkan standar ganda yang nyata, karena umat tidak mulia dan terhina. Nasib umat akan terus terpuruk selama tidak ada junnah bagi kaum muslimin di manapun sehingga kaum muslimin akan selalu ditindas di mana saja.

Umat muslim tak berdaya, tak bisa menjalankan aktivitas sewajarnya. Serangan dari segala penjuru setiap saat akan tiba. Akankah dibiarkan begitu saja? Perjuangan apa sudah dilakukan untuk membela Islam? Bagaimana pertanggungjawaban kepada Allah kelak, ketika kita diam tak ada perlawanan saat saudara muslim dianiaya? Bukankah semua muslim satu aqidah, artinya satu kesatuan bersaudara. 

Israel Tak Ada Kekuatan jika Tak Dibantu Amerika

Musuh umat muslim bukan sekedar zionis Israel semata. Israel tak ada jika tak dibantu negara adidaya. Masalahnya mengapa Amerika mau membantu Israel yang jelas-jelas kejam menganiaya warga Palestina? Bukan hanya orang dewasa yang dibunuh. Serangan Israel membabi buta, tak peduli anak-anak kecil, bayi, perempuan juga lansia tak berdaya. Semua habis dibabat tanpa ampun karena bengisnya.

Secara kemanusiaan saja, tak perlu melihat ras dan agama, tegakah melihat sesama manusia dianiaya begitu sadisnya. Suara bom setiap saat membisingkan telinga. Rudal bisa diserangkan kapan saja tanpa sedikitpun belas kasihan. Kebencian zionis sudah tak ada batasnya, hingga serangan rudal membabi buta tanpa ampun.

Sudah tahu begitu kejamnya Israel, tapi Amerika justru menolongnya. Mencurahkan dana dan senjata untuk zionis bengis tersebut.

Amerika Serikat (AS) dan Inggris merupakan dua negara besar yang memiliki dukungan kuat terhadap Israel. Hal ini pun terus terjadi meski dunia mengecam Negeri Yahudi itu atas aksi militernya di Gaza, Palestina, yang menewaskan belasan ribu korban jiwa dari warga sipil.

Hubungan antara Israel dan Amerika Serikat berasal dari nilai-nilai dan kepentingan bersama. Ketika Presiden Joe Biden menjanjikan dukungan yang tak tergoyahkan kepada Israel dalam perjuangannya melawan kelompok Hamas, dia menjadi pemimpin AS terbaru yang menjanjikan komitmen Amerika Serikat. Sebuah kesetiaan yang dimulai sejak berdirinya negara Yahudi tersebut puluhan tahun yang lalu ketika Presiden Harry S Truman (1945-1953) menjadi salah satu pemimpin dunia pertama yang mendukung dan mengakui terciptanya negara Israel di Timur Tengah.

Adanya dukungan negara besar adidaya tersebut membuat posisi Israel semakin kuat dan berkuasa. Tindakan zionis tersebut semakin membabi buta, hilangkan belas kasihan meski jutaan nyawa sudah melayang akibat kekejamannya. 

Bagaimana Pemimpin Islam Menyikapi Masalah Pelik Ini?

Sungguh berbeda dengan umat islam yang mulia dan terhormat sejak Rasulullah membangun negara Islam di Madinah. Kebaikan terus berlanjut hingga saat Khilafah runtuh. Umat Islam mulai berkurang kemuliaannya akibat tak pemimpin negara sebagai junnah yang seharusnya mengayomi umatnya.

Saatnya membangun kesadaran umat Islam, saatnya bersatu berjuang bersama. Tak bisa berjuang sendiri-sendiri untuk menaklukkan zionis yang didukung negara adidaya tersebut. 

Tegakah menyaksikan muslim Rohingnya, Palestina, Myanmar, dan lainnya hingga jutaan nyawa melayang akibat perlawanan tak seimbang itu? Negara harus dilawan oleh negara. Negara Islam seluruh dunia harus bersatu, berjuang memenangkan Islam.

Sudah saatnya Islam kembali bangkit, berjaya memimpin dunia dengan satu komando oleh khilafah. Agar umat Islam kembali mulia, memiliki derajat tinggi dan hidup sejahtera. Rindu telah lama kehilangan junnah pelindung umat, sudah saatnya junnah kembali, demi Islam kembali berjaya.

Wallahualam bissawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak