Oleh : Maulli Azzura
Pondok pesantren merupakan pendidikan indegenous tertua di negeri ini. Banyak alumnus pondok pesantren yang tingkat keilmuan agamanya tak diragukan lagi. Bahkan dimata masyarakat luas, pondok pesantren bisa mengubah perilaku seseorang dan menjadikannya bermoral yang baik.
Kita menyadari betul pergeseran kurikulum yang terjad dinegeri ini berpengaruh besar dalam lingkup pesantren. Kurikulum berbasis kapialis telah merubah haluan daripada pendidikan dipesantren itu sendiri. Sehingga kebanyakan dari mereka telah terkontaminasi oleh budaya kebaratan dan lalai nilai luhur yang agamis.
Akibatnya dunia pendidikan pesantren telah ter-afiliasi tsaqofah kafir barat yang seharusnya mereka tolak. Kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah memaksa sejumlah pondok di negeri ini mengkebiri ilmu agama yang sejatinya mendistorsi ajaran islam secara kaffah.Dengan begitu hasilnya pun sejalan dengan keinginan barat untuk mengkebiri ajaran Islam.
Polres Gresik terus melakukan penyidikan terkait kasus pencabulan terhadapp santriwati oleh oknum Kiai Pondok Pesantren (Ponpes) asal Kecamatan Dukun. Perkembangan terbaru, Polres Gresik memanggil Kiai Ponpes Kecamatan Dukun Gresik sekaligus dengan empat saksi lainnya. (radargresik.id 13/08/2024)
Dari fakta di atas, kira-kira siapa yang patut disalahkan atas perilaku tindak pelecehan yang terjadi dengan notabene yang agamis ?. Itulah buah dari sekulerisme, racun yang menjalar merasuki kaum muslim, menjadikan agama hanya sebatas label tanpa menerapkan aturanya.
Ajaran islam yang kaffah mereka bendung dan memasukan ide-ide kebebasan serta mengubah menjadi pemikir yang pragmatis. Semua itu tengah dicanangkan guna merusak moralitas lingkungan pondok pesantren dan menjauhkannya dari pendiri awalnya oleh para wali sebagai uslub penyebaran risalah islam dinegeri ini. Secara akademis memang lingkungan pesantren dianggap berhasil mendidik seseorang dengan segudang keilmuan. Namun kenyataan nya secara tidak sadar mereka hanya sebatas ilmu yang layaknya menorehkan tinta diatas gumpalan es, hilang tak berbekas dan tidak menyatu dengan ruh mereka.
Diharapkan menjadi tonggak perjuangan dakwah islam dengan generasi unggulan, nyatanya kebalikannya, segudang kasus mulai perundungan pemerkosaan dan pencabulan banyak terjadi dilingkungan yang agamis. Jika demikian siapa yang bertanggung jawab, siapa yang dipersalahkan, apakah islam menjadi kambing hitam?.
Sebenarnya pendidikan dalam islam tidak lepas dari fikroh dan thoriqohnya dakwah Rasulullah Saw. Beliau membina mendidik dan mengembangkan islam dengan luar biasa . Menciptakan generasi yang tangguh dan kuat, baik fisik maupun mentalnya. Sehingga dalam menghadapi gempuran musuh-musuhnya mereka tetap pada keyakinannya. Pemikirannya tajam dan mempu mengalahkan pemikiran asing dan menyerang dirinya. Fisiknya kuat sehingga tidak tertembus oleh musuh yang hendak menghancurkan wilayahnya.
Dari lisannya dan kesabarannya , Rasulullah membentuk tongkat estafet yang tak diragukan lagi dari ahli perang, politik, ekonomi ,ahli saint ,kedokteran, teknologi hingga mereka mampu menguasai sepertiga dunia. Lewat tangan mereka muncul-lah sosok yang membebaskan konstantinopel. Tentu kesemua itu tidak lepas dari istiqomahnya mereka dari fikroh dan thoriqoh dakwah Rasulullah.
Jika kita mengaca pada generasi sekarang dan lebih-lebih di lingkungan pondok, maka sudah berbeda dengan apa yang dilakukan Rasulullah kala itu. Pondok pesantren hanya menjadi ajang bisnis, mencarilmu tanpa memperhatikan sebuah kebangkitan untk berfikir yang benar demi kejayaan kembali islam. Tak heran jika lingkungan pondok tak jauh beda dengan sekolah pada umumnya. Yang memang telah jauh dari tujuan Islam itu sendiri.
Sehingga kemunculan kasus pencabulan dan sejenisnya lahir karena tidak didasarinya sebuah kesadaran yang benar terhadap islam itu sendiri. Hanya menjadikan pondok sebagai akademis dan tak dipraktikannya secara kaffah apa yang seharusnya didapatkan dalam lingkungan pondok.
Sadar atau tidak, sungguh ide-ide sekuler telah merusak generasi islam. Kerusakan moral dan akhlak yang terjadi di lingkungan pondok sebuah paradoks dan ini sungguh memilkan. Jika ingin menghendaki kebangkitan dunia pendidikan yang benar maka lingkungan pondok harus mengacu pada metode dakwah Rasulullah. Membenahi fikroh yang rusak lewat tenaga didik yang bersih dari tsaqofah barat.Serta mengembalkan lingkungan yang kondusif dengan thoriqoh yang benar sehingga akan terlahir kembali sebuah realitas pondok pesantren yang mampu mendorong umat islam untuk bangkit dari keterpurukan.
Wallahu A'lam Bishowab
