Oleh : Ammelia Sobihatul Ahmar
Jokowi bertolak ke IKN pada Minggu (28/7) dengan memboyong sejumlah para pegiat seni dari Jakarta. Tampak di antaranya adalah Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Irwansyah, Zaskia Sungkar, Atta Halilintar, Aurel Hermansyah, Sintya Marisca, Ferry Maryadi, Gading Marten, Poppy Sovia, Willie Salim, Meicy Villia, hingga Dian Ayu Lestari.
Deretan artis dan influencer itu bakal menemani Jokowi berkegiatan. Mereka telah membersamai Jokowi meresmikan Jembatan Pulau Balang di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Selain itu Jokowi menjajal tol jembatan yg baru saja dibikin sambil mengendarai motor dari jalan tol menuju lokasi peresmian Jembatan Jembatan Pulau Balang di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Para artis dan influencer turut menemani Jokowi dalam peresmian itu.
Seberapa pentingkah Jokowi sampai ajak influecer ke IKN Sejumlah pengamat politik menilai, kehadiran influencer di IKN pada akhir pekan kemarin tidak begitu diperlukan. Semestinya, kata pengamat politik Adi Prayitno, yang harus menjadi prioritas Jokowi adalah bagaimana caranya investor datang ke IKN.(tempo.co)
Sementara analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menganggap Jokowi mengajak influencer ke IKN hanya untuk memoles citra IKN agar positif. Padahal, pembangunan IKN tahap pertama belum sepenuhnya rampung menjelang akhir jabatan Jokowi.
Kunjungan ke IKN dengan membawa banyak influencer membebani anggaran negara. Langkah tersebut juga menguatkan Pencitraan akan pembangunan IKN yang masih banyak persoalan dan terancam gagal. Hal ini menggambarkan kebijakan yang dilaksanakan tidak efelktif dan efisien. Demikian pula influenser yang ikut pun seolah menutup mata atas semua persoalan pembangunan IKN.
Pencitraan juga makin Nampak ketika kunjungan tidak disertai dengan kunjungan kepada Masyarakat terdampak Pembangunan IKN
Proyek IKN yang hari ini sedang di gadang gadangkan, nyatanya justru nampak sebagai proyek yang di paksakan. Banyak penduduk adat setempat yang akhirnya menjadi korban. Suara suara mereka tak pernah di hiraukan, nyatanya proyek pembangunan terus jalan.
Realitas kehidupan dalam sistem kapitalisme, yang memang tidak menjadikan kepentingan rakyat sebagai prioritas dalam mengambil kebijakan.
Kebijakan diambil atas dasar manfaat materi. Jika di lihat proyek pembangunan IKN akan memberi keuntungan materi, maka bagaimanapun caranya proyek itu harus dijalankan. Meskipun dengan mengorbankan hak hak rakyatnya sendiri.
Sungguh miris dan ironis, dalam sistem ini umat terus tersandera dalam kedzaliman.
Negara Islam menjalankan semua program Pembangunan dan pengurusan rakyat dengan efektif dan efisien, termasuk dalam penggunaan anggaran negara. Demikian pula dalam pemilihan pejabat yang berwenang memperhatikan pada kapabilitas dan kredibilitas serta keimanannya.
Di sisi lain, negara menjamin suasana amar makruf nahi munkar pada semua rakyat sehingga semua individu rakyat akan senantiasa melakukan muhasabah lil hukam sesuai dengan tuntunan Islam.
Penguasa pun menjalankan peran sebagai pengurus dan pelindung rakyat, cinta pada rakyat dan rakyat pun mencintai pemimpinnya.
Tags
Opini
