Heboh Acara Beach Party. Bagaimana Seharusnya Kita Menyikapi?



Oleh : Aksara Adhikari
 (Pelajar Kota Bogor) 




Beberapa waktu lalu, warga Bogor kembali dibuat heboh. Salah satu kafe di Bogor Timur berencana untuk mengadakan acara pesta pantai yang mewajibkan para pesertanya menggunakan dresscode beach. Artinya, para peserta diminta untuk mengenakan busana pantai dalam acara tersebut. Undangannya disebar secara luas di media sosial, sembari mengiklankan miras secara terang terangan disana. 

Tak ayal, undangan tersebut pun membuat amarah warga memuncak. Bersama dengan ormas setempat, warga pun menggeruduk kafe. Mereka melakukan protes terkait acara dan meminta pihak kafe untuk membatalkannya. Alhasil, setelah diskusi panjang, pihak kafe pun sepakat untuk membatalkan acara tersebut. 

Tampak sekali tingginya keresahan dalam masalah tersebut. Mereka tidak rela wilayahnya dipakai untuk maksiat, mabuk-mabukan, pamer aurat dan pergaulan bebas. Sebenarnya, acara semacam itu bukan kali ini saja terjadi. Melainkan sudah berulang kali. Ada yang diketahui warga dan kemudian digagalkan, namun banyak pula yang terus berjalan melenggang. 

Meski penggerebekan sudah terjadi berkali-kali, namun mereka tetap kembali mengadakan acara serupa. Kenapa? Jawabannya kembali pada sistem yang diterapkan. Sistem kapitalis saat ini benar-benar memposisikan materi dan kesenangan duniawi sebagai poros hidup. Mereka akan melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan itu semua. Mabuk-mabukan, mengumbar aurat, pesta seks dan lain-lain. Untuk para peserta, mereka mendapatkan kepuasan. Sedangkan penyelenggara mendapatkan keuntungan. 

Ditambah lagi dengan nihilnya peran negara dalam fungsinya sebagai penjaga akidah umat, ini menambah parah kondisi yang ada. Alih-alih menjaga akidah umat, negara justru cenderung melegalisasi kemaksiatan yang ada. Lagi-lagi sistem yang diterapkan jadi biang kerok segalanya. Asalkan ada untung dan manfaat, negara pun tak segan ambil bagian.

Maka tak heran, hari ini kita bisa melihat beberapa jenis miras yang legal di masyarakat. Belum lagi urusan aurat, bagian ini seakan-akan jadi wilayah privat. Tiap orang yang menggugat, maka akan dihujat. Hak Asasi Manusia katanya. 

Alhasil, sistem ini pun harus dirombak. Kapitalis sekuler harus dicoret dari ingatan. Ganti dengan sistem Islam yang jelas kebenarannya dan membawa rahmat untuk semesta alam. Islam miliki aturan yang jelas terkait batasan aurat (baik laki-laki maupun wanita), interaksi wanita dan laki-laki, pun terkait minuman keras. Semuanya telah jelas dan tak ada perselisihan lagi tentang itu semua. 

Kalaupun ada yang masih melanggar, maka negara yang akan memberikan sanksi sesuai undang-undang yang ditetapkan atas dasar syariat, bukan ketetapan warga atau ormas itu sendiri.

Wallahu A'lam bish Shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak