Oleh : Salsabila Yasmin
Baru-baru ini ramai diperbincangkan baik di media sosial maupun media massa jumlah pengangguran di Indonesia yang meningkat pesat, khususnya pada Gen Z.
Politikus Nasdem ini mengaku melihat kondisi ini begitu miris mengingat seharusnya Gen Z saat ini berada dalam usia produktif.
Ia mengutip data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) per Februari 2024, ada 3,6 juta Gen Z usia 15-24 yang menganggur tahun ini. Itu artinya, Gen Z menyumbang 50,29 persen dari total pengangguran terbukatu artinya, Gen Z menyumbang 50,29 persen dari total pengangguran terbuka di Indonesia (wartaekonomi.co.id 10/08/24)
Mengapa Hal ini Dapat Terjadi?
Meningkatnya angka pengangguran ini adalah tanda gagalnya negara menciptakan lapangan kerja. Maka dari itu, negara seharusnya berusaha mencegah bertambahnya angka pengangguran. Hal ini karena kehadiran lapangan kerja sebenarnya salah satu kriteria untuk mengukur kesejahteraan ekonomi rakyat di satu negara.
Menariknya, generasi muda yang menganggur ini bukanlah orang-orang yang rendah tingkat pendidikannya. Mereka telah menuntut pendidikan formal semasa 12 tahun sejak SD hingga SMK.
Tetapi faktanya, selesai sekolah, para lulusan SMK ini banyak yang menganggur. Ini jelas bertentangan dengan tujuan SMK, yaitu melahirkan tenaga kerja ahli yang siap untuk ditempatkan di dunia kerja. Tampaknya pula, ditemukan gap lebar antara SMK dan industri. Tidak salah bila menyebut negara telah terbukti gagal menyiapkan para siswa menjadi orang yang ahli di bidangnya.
Masalah pengangguran ini sebenarnya masih menjadi PR besar bagi pemerintah di berbagai negara di dunia. Sedangkan kemiskinan menjadi salah satu faktor pemicu berbagai ancaman sosial, serentak menjadi penanda minimnya tingkat kesejahteraan.
Lalu Bagaimana Solusi Islam Memutus Rantai Pengangguran ini?
Berbeda dengan sistem sekuler kapitalisme, dalam Islam, pemimpin atau negara menyesuaikan diri sebagai pengurus dan penjaga. karena pemimpin merupakan penanggungjawab atas kepengurusan rakyatnya. Adanya aspek akhirat pada kepemimpinan Islam menjadikan seorang penguasa takut bila zalim dan tidak adil kepada rakyat. Mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengurus dan menyejahterakan rakyat dengan cara menerapkan syariat Islam sebagai petunjuk kehidupan.
Ajaran Islam menetapkan prosedur jaminan kesejahteraan mulai dari mewajibkan seorang laki-laki untuk bekerja. menyiapkan sarana dan prasarana bagi semua rakyat terutama laki-laki agar mau bekerja. Seperti memberikan modal secara gratis.
Negara juga wajib menyediakan lapangan kerja yang halal serta lingkungan yang kondusif bagi masyarakat. Caranya yaitu dengan membuka akses luas kepada sumber-sumber ekonomi yang halal, dan mencegah pemilikan kekayaan milik umum oleh segelintir orang, bahkan asing. Dengan tujuan supaya rakyat mudah mendapatkan pekerjaan dan tidak ada yang menganggur.
Dari beberapa langkah tersebut Islam mampu menyelesaikan angka pengangguran, dengan begitu kesejahteraan akan dirasakan oleh umat Islam maupun nonmuslim akan merasakannya.
Waalahua'lam Bishshawab.
Tags
Opini
