Oleh: Hj. Sopiah
Melambungnya harga-harga kebutuhan pokok, kesehatan, pendidikan, yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, membuat rakyat kesulitan untuk menjangkaunya. Apalagi sekarang lapangan pekerjaan sulit didapatkan. Sehingga kepala keluarga tidak memiliki penghasilan untuk membiayai keluarga. Hal ini jelas menambah beban rakyat sehingga saat ini banyak terjadi tindakan-tindakan tidak manusiawi seperti menjual bayi demi mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan hidup, padahal faktanya jumlah uang tersebut tidak seberapa dan hanya mampu memenuhi kebutuhan untuk beberapa hari saja.
Sungguh miris, kasus penjualan bayi ini banyak terjadi di Indonesia, para pelaku menyatakan bahwa faktor penyebabnya adalah karena kesulitan ekonomi karena harus menghadapinya sendirian karena tidak ada sistem pendukung (supporting system) berupa keberadaan suami, keluarga dan kerabat. Himpitan ekonomi nyata telah mematikan naluri keibuan sehingga dengan teganya seorang ibu menjual bayinya demi uang. Kemiskinan telah mencabut sifat kasih sayang dari seseorang yang bernama ibu, padahal seharusnya seorang ibu wajib melindungi dan menyayangi bayinya.
Kasus ini banyak ini terjadi dikarenakan hilangnya fungsi negara sebagai pelayan rakyat. Melayani dalam artian wajib menyediakan lapangan pekerjaan bagi para kepala keluarga, menjaga kestabilan harga-harga bahan pokok, menyiapkan sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan yang murah bahkan gratis untuk rakyat. Beginilah fakta apabila pengelolaan negara diatur dengan sistem kapitalisme. Para penguasa hanya sibuk memperkaya diri mereka sendiri tanpa peduli bagaimana sulitnya rakyat hidup di tengah himpitan ekonomi yang semakin berat. Selain itu rakyatpun semakin terbebani dengan segala macam pungutan/pajak. Itulah mengapa saat ini semakin tinggi angka kriminalitas di tanah air itu semua rakyat lakukan demi bisa bertahan hidup. Termasuk dengan cara menjual bayi yang tidak berdosa.
Disamping faktor ekonomi, hal yang juga berperan besar dalam kasus penjualan bayi menunjukkan bahwa sistem pendidikan gagal menghasilkan orang-orang yang bertakwa. Karena asas pendidikan yang sekuler dan tujuan pendidikan yang materialistis.
Solusi untuk menyelesaikan persoalan ini hanyalah dengan cara mengganti sistem pengelolaan tata negara dengan sistem Islam. Karena dalam sistem Islam, tugas penguasa adalah menjamin kesejahteraan seluruh rakyat tanpa kecuali, baik muslim maupun nonmuslim. Negara (khilafah) akan menerapkan politik ekonomi Islam yakni jaminan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan), juga akan membuka lapangan pekerjaan untuk para kepala keluarga. Sehingga fungsi keluarga menjadi optimal. Dengan demikian maka rakyat akan hidup tenang dan damai serta sejahtera, tidak akan terpikirkan menjual bayi hanya demi untuk makan. Bahkan sebaliknya rakyat akan merawat bayi mereka dengan baik guna mencetak generasi penerus yang bertakwa. Hanya Islam solusi untuk segala permasalahan hidup manusia. Kesejahteraan akan tercipta hanya dalam hidup di bawah naungan daulah Islamiyah.
Wallahu’alam bishowab.