Tarif Tol Naik Lagi, Rakyat Makin Merugi




Oleh : Ade Irma



Ditengah-tengah naiknya harga kebutuhan pokok, kini tarif tol pun ikut naik. Sungguh sulit sekali keadaan ekonomi masyarakat Indonesia saat ini. Mencari pekerjaan sulit, gaji yang tidak sebanding dengan harga kebutuhan pokok yang sedang melonjak naik. Kini semakin menambah angka kemiskinan yang ada dimasyarakat. 

Dilansir dari CNBC Indonesia - Jasamarga Transjawa Tol sebagai anak perusahaan dari Jasamarga yang mengelola jalan tol Jakarta-Cikampek bakal menaikkan tarif tol dalam waktu dekat. Namun, kenaikannya sangat signifikan terutama Jakarta-Kalihurip menuju Bandung.

Misalnya tarif yang berlaku saat ini untuk kendaraan golongan I seperti mobil sedan, jip, pick up atau truk kecil, dan bus yang melintas Gerbang Tol Jakarta IC-Cikampek sebesar Rp 20.000. Pada tarif yang baru, dengan golongan kendaraan dan rute yang sama menjadi Rp 27.000. Artinya ada kenaikan tajam sebesar Rp 7.000 atau sebesar 35%.

Tak tanggung-tanggung kenaikan sampai 35%. Sungguh ironi hidup di negeri ini. Seharusnya kebutuhan terhadap layanan publik dipenuhi dan dimudahkan oleh penguasa justru saat ini pemerintah menjadikan layanan publik sebagai ajang pemasukan uang negara atau bahkan para pemilik modal. 

Kenaikan harga barang apa pun yang terjadi saat ini, tidak bisa dimungkiri hasil dari diterapkannya kapitalisme. Karena pajak dalam sistem ini adalah sumber pemasukan utama negara, maka segala bentuk fasilitas yang diberikan negara, kita harus membayarnya melalui pajak. Kapitalisme pun melahirkan para pemimpin yang korup, haus jabatan. Kita tentu tahu bahwa, di negeri ini para pejabat pajak hidup dengan fasilitas negara, dengan harta yang berlimpah. Di antaranya adalah para pegawai pajak yang saat ini mungkin sedang bergembira mendapat hadiah tunjangan kinerja (tukin) dari Presiden Jokowi.

Kenaikan tarif ini juga akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat. Masyarakat akan sulit mengakses jalan tol akibat mahalnya tarif tol. Belum lagi harga-harga kebutuhan pokok pun akan dimungkinkan naik akibat tambahan biaya transportasi. Ke depan, kehidupan akan menjadi lebih sulit akibat naiknya kebutuhan dasar masyarakat yang akan berdampak pada kemiskinan, pengangguran, peningkatan kriminalitas, stunting, dan problem kompleks lainnya.

Kenaikan tarif tol ini menunjukkan bagaimana wajah kapitalisme itu sendiri, yakni bukti komersialisasi pelayanan publik oleh negara kapitalis. Kenaikan tarif secara berkala dengan dalih penyesuaian menunjukkan bagaimana hubungan rakyat dengan penguasa. Minimnya keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan menunjukkan bahwa negeri ini dipimpin oleh para kapitalis yang rakus, tamak dan serakah akan kekuasaan.

Didalam Islam, Negara akan berperan penuh memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Islam tidak memberikan jalan bagi individu untuk menguasai hajat hidup masyarakat baik itu sumber daya alam maupun pelayanan publik. Masyarakat tidak akan dibebankan dengan pembayaran pada pelayanan publik, semuanya diberikan secara gratis oleh negara.

Islam memandang fasilitas umum seperti jalan raya bagian dari pelayanan yang harus diberikan oleh negara. Jalan adalah milik umum, sehingga negara tidak berhak untuk mengkomersialkan. Negara sebagai pelayan umat bertanggungjawab memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, salah satunya menyediakan transportasi yang nyaman untuk masyarakat. Kebutuhan untuk pembangunan fasilitas umum ini tidak dengan memalak rakyat, tidak juga dengan menggandeng swasta untuk membantu pembiayaan. Namun negara mengambilnya dari APBN yang berasal dari sumber-sumber penerimaan negara yang syar’i.

Dengan begitu rakyat tidak akan terkekik atau merugi atas segala kebijakan yang dilakukan oleh negara. Karena sejatinya hadirnya negara adalah pengatur dan pengurus urusan masyarakat. Kemakmuran dan kesejahteraan akan terjadi ketika Islam yang diterapkan dan sistem Kapitalisme dicampakkan karena nyata dalam merusak kehidupan manusia.
Wallahu'alam bish shawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak