Oleh: Krisdianti Nurayu Wulandari
Kejahatan Zi*nis di Palestina semakin parah. Meski sudah memasuki bulan Ramadhan, zi*nis tetap melancarkan serangannya kepada Palestina. Bukannya mereda tapi malah membara. Bahkan mirisnya, hingga hari ini –sudah lebih dari lima bulan berlalu semenjak 07 Oktober 2023 Genosida di Palestina. Setidaknya 30 ribu lebih orang terbunuh dan 71 ribu lebih yang terluka– kaum muslim Palestina belum juga mendapat pembelaan dari berbagai negeri.
Memang sudah ada diantara kepala negara yang mengecam dan mengutuk tindakan itu. Memang sudah ada yang mengirimkan berbagai macam bantuan medis, makanan, pakaian, dan sebagainya. Bahkan seruan untuk memboikot seluruh produk-produk yang terafiliasi dengan zi*nis pun terus digencarkan termasuk seruan boikot kurma dari Isrewel. Namun, apakah hanya cukup sampai disini?? Sejatinya tidak!!
Tidak cukup jika kita hanya mengirimkan bantuan kemanusiaan, memberi kecaman tanpa aksi, memboikot seluruh produk zi*nis, dan sebagainya tanpa tindakan nyata untuk mengusir penjajah Yahudi dari tanah Nabi, tanah yang diberkahi, tanah kaum muslimin. Hal itu karena adanya kepentingan politik dan kerja sama diantara mereka dengan zi*nis. Satu sisi mendukung, di sisi yang lain berjabat tangan dan bermanis muka dengan pembantai muslim Palestina. Sungguh sangat ironi sekali!!
Persoalan Palestina sesungguhnya juga merupakan persoalan kaum muslim di seluruh Dunia. Karena seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Ibaratkan satu tubuh, jika ada anggota tubuh yang sakit, maka semuanya akan merasakan sakit. Maka, ini adalah persoalan umat yang harus segera diselesaikan. Tidak boleh ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah kharajiyah kepada pihak lain, apalagi diserahkan kepada perampok dan penjajah seperti zi*nis.
Maka, umat harus menyuarakan ideologi yang benar. Ideologi yang lebih layak untuk diterapkan di seluruh dunia. Yang dengan hidup di bawah naungan ideologi itu, seluruh umat bisa merasakan kedamaian, ketenangan, dan kesejahteraan. Yang dengan ideologi itu, persoalan Palestina dan persoalan umat hari ini bisa tertuntaskan dengan baik. Itulah ideologi Islam. Hanya dengan ideologi Islam dalam naungan negara Khilafah yang dapat memberikan “rumah dan tempat yang aman” bagi kaum muslim.
Oleh karena itu, harus ada kekuasaan Islam, yakni Khilafah yang mewujudkan itu semua. Adanya Khilafah akan diserukan untuk berjihad fii sabilillah. Memerangi segala tindakan keji mereka di medan jihad, sebagaimana firman Allah dalam QS. At-Taubah: 14,
قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ
“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.”
Agar negara dapat mengemban kembali ideologi Islam, maka tidak ada kata lain, selain harus menggencarkan dakwah di tengah umat. Dakwah yang dilakukan adalah dengan dakwah pemikiran yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dakwah pemikiran mengharuskan seseorang untuk menjadikan akidah Islam sebagai qaidah sekaligus qiyadah fikriyah dalam setiap aktivitas yang akan ia lakukan. Wallahu A’lam
Tags
Opini
