JALAN RUSAK LAGI, TANGGUNG JAWAB SIAPA?


 

Oleh Ummu Rozana 

Dikutip -SURYA.co.id|GRESIK. 
Setelah banjir menggenang jalan raya Morowudi, Kecamatan Cerme, Gresik menyisakan pekerjaan rumah baru. Lantaran di sejumlah titik terlihat jalan berlubang usai terendam banjir luapan Kali Lamong, (Rabu.14/2/2024).

Kondisi jalan yang berlubang dirasakan pengendara yang melintas di sepanjang jalan raya Morowudi. Kerusakan jalan dampak banjir tidak hanya di Morowudi, tapi juga di jalan raya Menganti.
Hal ini perlu diwaspadai pengendara motor karena tidak ada penanda jalan yang lubang tersebut. Dikhawatirkan pengendara motor roboh dan mengalami kecelakaan.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Kabupaten Gresik, Eddy Pancoro mengatakan, tim unit reaksi cepat (URC) sudah bergerak.
"Saat ini tim URC sedang menindaklanjuti laporan warga, melakukan pengerjaan di ruas jalan Balongpanggang - mojopuro. Dan sudah masuk dalam agenda untuk pengerjaan" tuturnya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rusaknya jalan menurut para ahli yaitu drainase yang tidak berfungsi/tidak adanya drainase, mutu asphalt hot mix yang tidak baik, over tonase ( kelebihan beban tonase ) kendaraan, kesalahan perencanaan tebal perkerasan jalan, lapis pondasi agregat yang tidak padat, kondisi konstruksi tanah dasar yang tidak stabil, faktor bencana alam, pelaksanaan pekerjaan pengaspalan yang tidak baik, dan tidak dilakukan perawatan jalan secara berkala.

Keadaan rusaknya jalan tidak hanya terjadi wilayah Gresik saja, di beberapa wilayah dan daerah lain hampir mengalami hal yang serupa. Sebagaimana yang kita lihat di media sosial, masyarakat sering kali membagikan video atau foto dengan  berbagai macam gambaran bagaimana rusaknya jalan yang seharusnya butuh perbaikan, diantaranya memancing dijalan, menanam pohon pisang bahkan ada yang luluran di kubangan air dijalan.

Menjadi pertanyaan besar, mengapa pemerintah begitu lambat  dalam mengatasi persoalan jalan yang rusak?


*AKAR PERSOALAN SISTEM KAPITALISME SEKULERISME*

Sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan ( politik) menjadikan penguasa tidak takut kepada Allah SWT, mengabaikan tugas mereka sebagai pengurus urusan umat.  Padahal mereka tahu bahwa kelak kepimpinan mereka diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT.
Rasulullah SAW. bersabda yang artinya,
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya” (HR. Bukhori).

Dan sistem kapitalisme telah melahirkan penguasa yang tidak bertanggung jawab. Diantaranya  tidak seriusnya memperbaiki jalan yang rusak dan saling menunjuk jari dengan  pertanyaan "siapa yang bertanggung jawab untuk mengatasinya? Apakah pemerintah pusat atau pemerintah daerah?"

Padahal rakyat sudah membayar pajak.Ternyata pemerintah belum maksimal  dalam membenahi jalanan yang rusak.
Pemerintah akan segera turun tangan dengan memberikan  kualitas bagus, aman dan nyaman jika ada keuntungan materi yang diperoleh sebagaimana berbisnis atau berniaga. 
Begitupun  pelayanan terhadap masyarakat harus ada imbalan yang besar, barulah dikerjakan oleh mereka, itupun cuma sekedarnya. 

Ternyata harapan tidak sejalan dengan hasil lapangan. Perbaikan jalan pun tidak sesuai dengan dana  yang di kucurkan. Karena dalam hal ini penguasa menggandeng swasta yaitu kontraktor proyek untuk ikut andil dalam perbaikan jalan. 
Dan kontraktor proyek sebagai pihak swasta jelas akan berupaya mendapatkan keuntungan yang besar diantaranya  dengan membuat laporan palsu , menyuap penguasa, dan lain lain demi keuntungan bisnis.

Akibat kecurangan antara pemerintah dengan kontraktor jelas akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas aspal. Diantaranya jalan mudah tergerus karena air banjir, jalan cepat rusak bahkan yang seharusnya bertahan 5 atau 6 tahun , hanya berkisar 2 tahun sudah rusak kembali.

SOLUSI ISLAM

Islam adalah agama yang tidak mengatur ibadah mahdho saja, tapi juga mengatur bagaimana mengatur dalam bernegara.

Mengenai perbaikan jalan yang rusak ini, Islam tidak membolehkan pengelolaan fasilitas umum diserahkan kepada swasta, karena orientasinya pasti berbeda. Pihak swasta pasti menargetkan diperolehnya keuntungan materi.

Dalam Islam, penyediaan semua fasilitas umum merupakan bagian dari pelayanan daulah kepada masyarakat. Seluruh pembiayaannya diambil dari kas negara yang pengelolaannya diatur dalam institusi yang disebut Baitulmal.

Karena pengadaan fasilitas umum secara langsung ditangani oleh daulah, maka daulah mengelola semua kekayaan yang dimiliki dan dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat.

Kekuasaan dalam Islam bersifat terpusat, sehingga seluruh jalan adalah tanggung jawab Daulah, sedangkan teknis perbaikan jalan bisa didelegasikan pada pejabat di wilayah tersebut. 
Maka perbaikan jalanan yang rusak akan dilakukan pejabat wilayah dengan koordinasi dari daulah. Sehingga tidak akan ada pelemparan tanggung jawab dalam setiap persoalan perbaikan jalan ini.


*TINTA EMAS PERADAPAN ISLAM*

Sebagaimana para pemimpin Islam memaknai kepimpinan adalah mengurusi urusan umat, sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda:

“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR al-Bukhari).

 Maka khilafah akan senantiasa berupaya memenuhi kebutuhan pokok, disini yang dimaksud kebutuhan pokok  bukan hanya sandang, pangan, papan tetapi keamanan dan kenyamanan juga menjadi hal yang harus menjadi prioritas khilafah.

Sebagaimana  kisah Amirul mukminin, dengan rasa takut dan sedihnya Khalifah Umar bin Khattab  ketika mendengar kabar terperosoknya keledai dan jatuh ke jurang akibat dari jalan yang rusak.
Sang ajudan bertanya kepada Amirul mukminin Umar bin Khattab .  “Wahai Amirul mukminin, tidak kah yang terpeleset dan mati hanya seekor keledai?” Umar menanggapi ajudannya dengan wajah menahan marah. Umar bin Khattab berkata: “Apakah engkau akan sanggup menjawab dihadapan Allah ketika ditanya tentang apa yang telah kau lakukan ketika memimpin rakyatmu?”

Begitulah sosok pemimpin umat, begitu besar akan kepeduliannya terhadap urusan rakyatnya. Terhadap hewan saja, beliau takut akan pertanggung jawaban kepada  Allah atas kepimpinannya , apalagi pertanggung jawabannya terhadap urusan manusia (umat),  jelas lebih besar akan pertanggung jawabannya.

Dalam sejarah peradaban Islam telah pula mencatat masa Kekhilafahan Umayyah dan Abbasiyah, yaitu di sepanjang rute perjalanan Irak dan Syam ke Hijaz. Khalifah banyak membangun pondokan gratis lengkap dengan persediaan air, makanan dan tempat tinggal untuk memudahkan perjalanan para pelancong.

Khalifah Sultan  Hamid 2 membangun infrastruktur jalan dengan proyek pembangunan rel kereta api yang menghubungkan Hijaz, Syam, hingga Istanbul  dalam waktu dua tahun,dengan  dana pribadinya demi.

Pada masa khilafah Utsmani juga diberikan jasa transportasi gratis bagi masyarakat  yang akan bepergian dengan berbagai keperluan menggunakan kereta api yang disiapkan oleh Khalifah .

Begitulah sempurnanya Islam, yang memastikan pembangunan infrastruktur yang berjalan dengan orientasi untuk kesejahteraan masyarakat dan untuk kemuliaan Islam. Maka dari itu hanya dengan penerapan khilafah dalam negara Islam pembangunan jalan yang aman dan nyaman akan terwujud. Wallahua’lam bisshowwab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak