Oleh: Ummu Rofi' (Pemerhati Publik)
Fitrah seorang ibu ialah lemah lembut, penuh kasih dan sayang kepada buah hatinya yang telah Ia lahirkan ke dunia ini dengan penuh kebahagiaan, mengandung selama 9 bulan. Akan tetapi, dalam kehidupan saat ini fitrah ibu itu seakan mati tenggelam dalam lautan yang sangat dalam sampai tidak mampu untuk kembali. Berbeda dengan kehidupan dalam Islam, fitrah ibu sangat dijaga oleh Islam. Sehingga dengan dijaga fitrahnya, maka akan menghasilkan keimanan dan kewarasan para ibu-ibu.
Fakta yang sedang hangat diperbincangkan dari kalangan ibu-ibu sungguh miris mendengarnya. Dilansir dari Bangka.TribunNews Selasa (23/01/2024), terjadi peristiwa tragis dari kabupaten Belitung, Desa Membalong. Seorang ibu berusia (38 tahun) dari 3 anak dan suami sebagai pekerja buruh. Ia melakukan tindakan sangat keji yakni membunuh bayinya yang baru dilahirkan pada Tanggal, 18 Januari 2024, pukul 21.00 WIB di kamar mandi rumahnya.
Kejadian tersebut dilakukan karena alasan ekonomi merasa terdesak. Selain itu juga, ia melakukannya sendiri tanpa diketahui oleh suaminya. Disebabkan karena istrinya tidak memberitahu soal kehamilannya kepada suaminya. Ia pun setelah melahirkan, menaruh anaknya ke baskom berisi air yang sudah ia siapkan dan pihak kepolisian terus akan mendalami kasus ini. Pelaku akan dikenakan sanksi dari perbuatannya tersebut.
Fenomena di atas hanya salah satu dari sekian fenomena yang ada. Ini akan menjadi permasalahan yang serius ketika tidak segera diselesaikan. Kenapa fenomena ibu bunuh anak kandungnya selalu terjadi? Harusnya negara segera menyelesaikan, tidak selalu ibu yang disalahkan. Fenomena itu juga pernah terjadi di Brebes, Jawa Tengah. Di mana seorang ibu tega menyiksa 3 anaknya dan salah satu dari ke 3 anaknya meninggal dunia, dua anaknya luka-luka karen terkena sayatan senjata tajam di bagian lehernya. (Liputan6.com. 21/03/2022)
Pada dasarnya seorang ibu itu lemah lembut kepada anaknya, mendidik. Tapi di kehidupan saat ini fitrah ibu seperti monster yang menakutkan bagi anak-anaknya. Ini terjadi banyak faktor, faktor internal dan eksternal. Maka harus dikaji secara mendalam, agar permasalahan ini tidak terulang kembali. Anak-anak harus mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, bukan malah sebaliknya. Miris!
Dari faktor internal, yakni individu. Di mana sejatinya ibu adalah tempat bagi anak mendapatkan kasih dan sayang, perhatian. Tapi kenapa anak malah dibunuh? Anak hanya seorang yang belum memahami apa-apa? Dan anak adalah titipan dari Allah Swt., sebuah anugrah yang Allah berikan kepada pasangan suami isteri. Anak harus dididik, dipelihara sampai ia beranjak dewasa. Ibu yang melakukan pembunuhan kepada anaknya, perlu dilihat dari segi kedekatan kepada Allah seperti apa? Selain ekonomi yang selalu menjadi alasan seorang ibu melakukan tindakan sadis kepada anaknya dan gangguan mental lainnya.
Faktor eksternal, yakni masyarakat. Masyarakat di sini menjadi salah satu faktor. Kenapa? Karena masyarakat saat ini masyarakat yang individualis, apatis (cuek) dengan lingkungan sekitar, suka mencari-cari kesalahan orang lain. Seharusnya masyarakat menjadi masyarakat yang peduli, saling mengingatkan satu dengan yang lainnya, ketika ada masyarakat yang melakukan kejahatan. Saling menyayangi dan berakhlak baik dengan sesama. Kenapa masyarakat sekarang seperti ini?
Lalu eksternal lainnya, yakni negara. Seharusnya negara yang menjadi problem solving permasalahan yang ada. Kenapa saat ini seakan-akan negara buta dan tuli dengan permasalahan ibu bunuh anak yang belakangan ini sering terjadi. Alasan ibu bunuh anak karena ekonomi, gangguan mental, dan lain sebagainya. Ditambah masyarakatnya cuek tidak peduli dengan orang lain. Pula negara yang seharusnya memelihara urusan rakyatnya, dari aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Ekonomi, negara memfasilitasi lapangan kerja bagi para suami dan laki-laki, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, agar para isteri pun tercukupi. Kesehatan, negara menjamin kesehatan rakyatnya dengan memberikan pelayanan gratis, kepada masyarakat yang membutuhkan. Bukan malah sebaliknya memaksa rakyat untuk membayar dengan dalih kesehatan gratis dengan memakai BPJS. Lalu pendidikan, negara menjamin pendidikan yang berkualitas agar menghasilkan generasi yang cemerlang, tidak seperti saat ini generasi yang penuh dengan masalah.
Harusnya negara menjamin pemeliharaan urusan rakyatnya, tidak seperti kehidupan saat ini. Kenapa? Karena negara saat ini menerapkan sistem kapitalisme. Di mana sistem kapitalisme landasannya sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan dan negara), agama tidak perlu ikut campur urusan pemerintahan/negara.
Alhasil negara tidak mengurusi urusan masyarakat. Tidak memerhatikan jaminan kehidupan rakyatnya, akhirnya para isteri/ibu menanggung akibat dari penerapan sistem kapitalisme dan korbannya kepada generasi-generasi yang tidak bersalah. Dengan terkikisnya iman, suami tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari, negara abai dari pengurusan rakyatnya dan sistem saat ini menjauhkan umat muslim dari Islam.
Berbeda dengan sistem Islam, di mana seorang khalifah menjalankan kepemimpinannya hanya untuk mengurusi urusan umat/rakyat. Karena politik dalam Islam landasannya akidah Islam. Jadi politik bertujuan untuk mengurusi urusan rakyat/umat, dari aspek pendidikan, ekonomi, kesehatan, keamanan, pemerintahan, luar negeri, dalam negeri, dan sebagainya.
Islam mengatur itu semua, karena Islam sebuah mabda/ideologi yang memancarkan aturan dalam kehidupan. Islam tidak hanya mengurusi ibadah saja, tapi mengatur seluruh aspek dalam tatanan kehidupan. Fakta soal ibu bunuh anaknya tidak pernah ditemukan dalam sisten Islam. Karena Islam menjadikan ibu yang memahami pemahaman Islam yakni keimanan kepada Allah yang kokoh.
Kenapa? Karena khalifah akan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, rakyatnya pasti akan diberikan pemahaman Islam yang benar, agar menjalani kehidupan sesuai dengan aturan-aturan Islam yang Allah tetapkan. Dan akan menjadikan fitrah ibu sesuai dengan fitrahnya, lembut, kasih dan sayang kepada anaknya.
Dari segi individu ibu akan mempelajari pemahaman Islam, agar terhindar dari hawa nafsunya. Menjaga kewarasan dengan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Bukan malah dengan berkeluh kesah tiada henti, sampai akhirny depresi berat. Tauhid diperkuat di dalam sistem Islam. Maka akan terjaga kewarasannya.
Masyarakat dalam Islam adalah sebuah kumpulan dari individu-individu di mana menyatukan perasaaan, pemikiran dan peraturan yakni Islam. Maka dikatakan masyarakat Islam yang secara sadar saling mengingatkan yaitu beramar makruf nahi mungkar kepada masyarakat lainnya. Agar terjalin keharmonisan, kedamaian dan keselamatan. Negara di mana menerapkan sistem Islam secara sempurna dan peripurna. Dari segi ekonomi negara akan memberikan lapangan pekerjaan, bahan-bahan komoditi harganya terjangkau, karena mata uangnya memakai dinar dan dirham yang akan terus stabil. Pendidikan akan dijamin seluruhnya, secara percuma untuk masyarakat, pendidikan yang berkualitas, bermutu, karena landasannya akidah Islam di mana akan melahirkan generasi bersyakhsiyah (berkepribadian) Islam secara kaffah.
Alhasil kehidupan seorang ibu akan tenang dengan kehidupan dalam sistem Islam. Karena semua landasannya akidah Islam. Iman seorang ibu pun akan terus bertambah kokoh kepada Allah Swt. Dalam ayat menjelaskan surat an-nisa ayat 34 Allah berfirman: "..... Maka perempuan-perempuan yang salehah, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar."
Dalam ayat di atas wanita yang salihah, wanita yang taat kepada Allah dan suaminya. Wanita salihah juga yang menjadi madrasah pertama untuk anak-anaknya, merawat dengan penuh kasih dan sayang itulah sejatinya fitrah ibu dalam Islam, Islam sangat menjaganya. Tidak seperti sistem saat ini fitrah ibu dimatikan, akibat biaya hidup tinggi, fasilitas pekerjaan bagi para suami sangat minim. Akhirnya ibu mudah depresi, dengan ibu depresi anaklah yang menjadi sasaran pelampiasan ibunya. Seperti yang terjadi saat ini sisi kelam dari penerapan sistem kapitalisme.
Maka, kita wajib menerapkan sistem Islam, agar para ibu tetap terjaga fitrahnya, menjadikan iman dan takwa yang kokoh kepada Allah Swt., bersandar semuanya hanya kepada Allah, tidak mudah depresi. Karena semua urusan akan diurusi oleh negara sesuai aturan Allah Swt., di dalam naungan Islam secara kaffah. Wallahu 'alam bi ash showwab
Tags
Opini
