Oleh: Inti Soqifah, A.Md. (Muslimah Pembelajar Islam Kaffah)
Mantan Ketua Badan Inteljen Negara AM Hendropriyono turun gunung untuk menakut nakuti umat Islam.
Dalam pandanganya pemilu 2019 adalah pertarungan ideologi. Yaitu antara ideologi khilafah dan ideologi Pancasila. Dia mencoba untuk menakut-nakuti umat Islam yang menjadi pemilih kubu Prabowo. Kubu Prabowo digambarkan kubu pro Khilafah. Sedangkan kubu Jokowi adalah kubu Pancasila. Padahal sudah jelas keduanya telah memenuhi syarat konstitusi dan lolos seleksi. Kenapa diadu secara ideologi?
Beberapa kalangan menilai ini adalah taktik licik yang di gunakan untuk menghantam umat Islam.dengan narasi ini mereka coba menarik simpatisan Prabowo untuk beralih ke kubu Jokowi. Mereka sadar jargon jargon radikal, intoleran, yg sebelumnya yang mereka gunakan sudah tenggelam. Lalu mereka munculkan Islamophobia. Kemungkinan ini adalah sekenario kubu Jokowi untuk meredam kebangkitan umat Islam di Indonesia dan memisahkan umat dari gerakan islam yang menawarkan solusi atas permasalahan umat saat ini yaitu tegaknya khilafah. Dan mereka berupaya memecah belah persatuan umat Islam. Sebab persatuan umat islam adalah hal yang mereka benci dan takuti.
Lalu bagaimana umat Islam harus bersikap? Khususnya bagi pendakwah Islam tentu monstrerisasi khilafah ini merupakan isu murahan yang tak perlu dirisaukan. Umat Islam pada umumnya pun sudah paham bagaimana sikap rezim yang saat ini berkuasa terhadap kaum muslimin. Dari mengkriminalisasi ulama, membubarkan ormas yg menyampaikan ide Islam, umat juga tahu bagaimana rezim ini membiarkan negri ini rusak karena koruptor, ulah para asing dan aseng serta sistem sekuler liberal kapitalis.
Ini adalah akibat tidak diterapkanya sistem Kslam. Sistem Islam merupakan seperangkat aturan dari yang Maha Pencipta. Karena dengan sistem inilah umat Islam akan terlindungi. Dengan sistem ini pula tidak akan ada yg berani memonsterisasi ajaran islam termasuk ajaran khilafah. Khilafah merupakan bagian dari Islam yang wajib ditegakkan. Wallahua'lam.