Oleh : Nusaibah Al Khanza
( Pemerhati Masalah Sosial)
Kasus pembantaian sadis terhadap salah satu etnis muslim kembali terjadi. Kali ini etnis Fulani menjadi korban pembantaian sekelompok orang yang diduga dari kelompok Dogon di Mali, Republik Mali, Afrika Barat. Hingga saat ini, ada 160 korban tewas akibat serangan kelompok tersebut. ( 27/3/2019 www.Merdeka.com )
Mali. Hanyalah satu bukti. Umat Islam kembali tersakiti. Lagi dan lagi. Mali juga salah satu bukti dari sekian banyak bukti. Tentang penindasan-penindasan yang terjadi pada umat Islam. Mali juga merupakan bukti bahwa umat ini butuh dilindungi. Luka hati umat Islam akibat penembakan brutal di Venezuela belum kering. Bahkan duka nestapa masih terus mendera umat Islam di seluruh penjuru bumi. Kini lara itu kembali menghampiri.
Gaza. Palestina. India. Suriah. Miyanmar. Irak. Yaman. China. Venezuela. Mali. Hanyalah sekelumit kisah perih kaum muslimin di seluruh dunia yang terzalimi. Terlupakan. Terabaikan. Sementara yang tak terlihat pasti lebih banyak lagi. Kenapa masih terus terjadi? Kenapa seolah derita umat Islam tak kunjung berhenti? Seolah tak dapat diakhiri? Kenapa begitu mudah darah umat Islam ditumpahkan? Kenapa begitu gampang para penjagal kafir mencabut nyawa umat Islam?
Umat Islam kehilangan perisainya. Tak lagi punya wibawa. Tak punya harga diri. Tak dihargai. Diremehkan. Tak punya kekuatan. Umat Islam terpecah belah. Tersekat oleh bentuk negara bangsa. Sehingga memudarkan nilai ukhuwah. Umat Islam dibawah para pemimpinnya tak bisa melakukan apa-apa. Gambaran ukhuwah umat islam satu tubuh hanya sebatas semboyan. Tak lebih dari sebuah slogan. Konflik hanya ditanggapi dengan kecaman dan kutukan. Setelah itu menguap. Tanpa bekas. Karena umat Islam kehilangan junnahnya. Kehilangan pelindungnya. Mali, adalah bukti urgensitas Khilafah yang tidak dapat ditunda lagi.
Rasulullah bersabda : “ Sungguh, Imam/khalifah laksana perisai. Orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung ( dari musuh ) dengan ( kekuasaan ). HR. Bukhari, Muslim, Annasa’i, Abu Daud dan Ahmad.
Dan ketika saudara sesama muslim. Saudara seakidah. Meminta pertolongan. Wajib bagi muslim yang lain menolongnya. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : “ Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam ( urusan pembelaan ) agama, kalian wajib memberikan pertolongan “ ( QS. Al-anfal 8: 72 )
Lalu dengan apa umat Islam mau menolong saudara kita yang terus terzalimi? Sebagai rakyat biasa kita hanya bisa berdoa. Namun doa saja tidak cukup tanpa ada usaha. Umat Islam harus paham bahwa penyebab dari terpeliharanya semua kezaliman terhadap umat Islam adalah karena umat Islam terpecah belah. Tersekat oleh negara bangsa. Maka penghalang itu yang pertama harus disingkirkan.
Umat Islam di seluruh dunia harus bersatu. Di bawah satu kepemimpinan yang dapat melibas sekat batas negara. Menghapus ungkapan “ urusan negara lain bukan urusan negara kita “. Merubahnya menjadi ukhuwah islamiyah. Urusan setiap muslim dimanapun adalah urusan seluruh kaum muslimin. Sebagaimana sabda Rasulullah “ Seorang Muslim adalah saudara Muslim yang lain. Janganlah menganiaya dia dan jangan pula menyerahkan dia ( kepada musuh ) “ HR. Albukhari.
Maka sudah menjadi keharusan bagi seluruh umat Islam untuk berjuang memahamkan umat akan pentingnya keberadaan seorang pemimpin yang akan menerapkan aturan Islam secara menyeluruh dalam institusi sebuah negara. Karena bukan hanya Mali, namun seluruh dunia butuh pemimpin yang mampu menjadi perisai. Seluruh dunia butuh Khilafah. Karena bukan hanya nyawa umat Islam yang akan terjaga, namun juga nyawa seluruh umat manusia yang hidup dibawah naungan Khilafah akan dijaga keamanan harta, jiwa dan akidahnya. Sehingga benar-benar akan terwujud Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.