Aku dan Kincir

Oleh : Rabiatun Nisa

Sungguh indah kincir itu teindra. Mengundang hati yang melihat agar kiranya dapat berlabuh disana. Tapi angin bertiup kencang hari itu. Semakin kencang, hingga memutar arah perahuku yang nyaris berlabuh pada kincir itu. 

 Aku kehilangan arah,terbawa angin yang menyeret tanpa ampun. Kucoba melawan, berharap dapat kembali. Tapi sia sia,angin itu terus memutar arah perahuku. Menuntunku kearah yang akupun tidak mengetahuinya. Harapan akan sesuatu yang lebih baik menanti.


Hingga akhirnya perahuku berlabuh, pada sebuah tempat yang tidak aku kenal namun tidak asing bagiku. Entahlah,akupun tidak begitu mengerti mengapa tempat ini terlihat tidak asing. Akupun turun, memastikan kemana sebenarnya angin itu membawaku. 


Tidak seindah kincir, namun mendamaikan dan menentramkan hati. Tempat itu berupa tanah lapang dengan sebuah pohon yang menjadi pusatnya. Aku melangkah mendekati pohon itu. mencari-cari petunjuk kenapa angin itu harus menyeretku ke tempat ini. Lama aku mencari, hingga mataku menangkap sebuah ukiran pada salah satu batang pohon. Ukiran itu terlihat usang, tertutup debu debu dan binatang yang bersarang disana. Kudapati namaku terukir diatas batang pohon itu. Membuatku termenung mencoba menafsirkan, apa maksud dari semua ini. Apa maksud angin yang tega menyeretku dari kincir indah itu hingga membuatku sampai ke tempat lapang yg mendamaikan ini.


Layaknya kehidupan, kadang sesuatu terlihat amat baik dan amat indah bagi kita. Berbagai upaya kita lakukan agarkiranya dapat memiliki hal indah tersebut. Hingga kita lupa, akan angin kehidupan yang bisa menyeret kita kapanpun,membawa kita ke arah yang mungkin kita tidak menyukainya.Tapi hal itu lebih baik bagi kita. Allah menghembuskannya dari surga, untuk menuntun kita kepada apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.


 

Karena pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang lemah,terbatas dan bergantung. Tidak mengetahui apa yang 1 detik kedepan akan terjadi, tidak bisa hidup abadi, dan tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan. Disebut insan karena senantiasa lupa dan salah.Tapi dia menjadi makhluk yang istimewa, ketika hidup mengikuti arah angin yang Allah hembuskan.



wallahu a'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak