Liberalisme Mengancam Generasi


Oleh: Emirza, M.Pd (Ibu Rumah Tangga)


Mantan kepala sekolah di Kabupaten Soppeng, Sulsel, MT ditangkap polisi. MT yang kini bekerja di Dinas Pendidikan Soppeng, diduga telah mencabuli 14 anak.

"Dari hasil Laporan yang kami terima, sudah 14 anak berstatus pelajar diduga dilecehkan oleh Oknum Kepala Sekolah di sekolah tempat pelaku menjabat sebagai Kepala Sekolah. Namun kini MT bertugas di Dinas Pendidikan Kabupaten Soppeng," Kata Kasat Reskrim Polres Soppeng, AKP Rujiyanto Dwi Poernama, kepada detikcom, Minggu (14/4/2019). 

 


Polisi menyelidiki kasus belasan bocah di Garut yang diduga ketagihan seks menyimpang karena nonton video porno. Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Garut, Jawa Barat, dikerahkan untuk mengungkap kasusnya. (https://m.viva.co.id/1139629)


Tingkat seks bebas di kalangan remaja Indonesia kian memprihatinkan. Hal ini ditandai makin tinggi kasus pembuangan bayi, seperti berita di Tulungagung.


Jasad bayi di toilet Puskesmas Kauman, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Kamis malam 10 Januari 2019, telah menggemparkan warga sekitar. Bayi tersebut sengaja dibuang oleh seorang remaja putri yang hamil di luar nikah dan memutuskan untuk mengeluarkan bayinya di toilet puskesmas. (https://www.google.co.id/2019/01/12/337/2003567/)

Tingginya kasus pembuangan bayi ini akibat pergaulan bebas di kalangan remaja yang semakin merebak.

Awal Desember 2018 lalu, Komisi Penanggulangan Aids Kota Cirebon mencatat 26 anak berumur antara 15-19 tahun yang positif HIV/AIDS. Penyebab utama kaum milenial itu mengidap HIV/AIDS disebut-sebut adalah seks bebas. (https://m.ayobandung.com/read/2019/01/02/42701/pandangan-remaja-di-bawah-usia-20-tahunan-tentang-seks-bebas)


Penularan penyakit seksual berbahaya, seperti Herpes dan HIV/AIDS, jika dibiarkan terus berlanjut, maka jangan heran jika 10-20 tahun mendatang, Indonesia akan mengalami fenomena lost generation.

Inilah gambaran generasi muda saat ini yang diambang kehancuran, padahal masa depan negeri ini ada di pundak mereka.

Liberalisme : Akar Kerusakan Generasi

Jika ditelaah kembali, kondisi kerusakan generasi saat ini tidak lepas dari pengaruh paham liberalisme dari barat.

Paham ini mengajarkan kepada generasi muda untuk bebas berbuat tanpa mempertimbangkan aturan agama. Maka tidak heran generasi muda saat ini dengan bebas bisa mengambil gambar, mengirim gambar, menyebarkan video apapun dengan mudah lewat dunia digital.

Selain masuknya paham liberalisme, faktor lain yang menyebabkan generasi remaja hancur adalah sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Sistem ini memihak kepada kepentingan pemodal. Para pemodal baik pemilik stasiun televisi, pendiri jejaring media sosial, atau pengembang aplikasi-aplikasi dunia digital menawarkan sesuatu yang bisa dikonsumsi masyarakat tanpa memperhitungkan bahayanya bagi seluruh lapisan generasi.

Sebagai contoh di televisi, tayangan yang paling di minati remaja adalah tayangan mengenai pacaran, pergaulan bebas dsb. Para pemodal melihat hal ini sebagai ladang yang bisa mendatangkan keuntungan untuk mereka, tanpa memperhatikan bagaimana dampaknya untuk generasi, dan negara membiarkan hal ini selama masih dalam batas KPI.

Kondisi kerusakan generasi muda saat ini tentu harus menjadi perhatian yang serius bagi kita semua, baik itu orang tua, masyarakat maupun negara. Tentu kita tidak rela jika suatu saat nanti kita akan dipimpin oleh generasi yang rusak secara akhlak.

Banyak pihak pada saat ini yang mencoba menyelesaikan masalah kerusakan moral generasi, tetapi nyatanya solusi-solusi yang mereka tawarkan tidak mampu menyelesaikan dengan tuntas tentang masalah ini. Hal ini disebabkan karena solusi yang ditawarkan adalah solusi sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga tidak heran masalah ini tidak kunjung bisa diatasi.

Islam Menyelamatkan Generasi

Adapun mengenai solusi untuk menyelamatkan generasi dari ancaman arus liberalisasi, maka sudah seharusnya kita menyelesaikan dengan Islam. Islam adalah agama yang sempurna dengan segala peraturan yang ada didalamnya karena berasal dari Sang Pencipta. Islam juga merupakan solusi untuk bisa memecahkan seluruh masalah kehidupan, termasuk masalah liberalisasi yang mengancam generasi.Dalam Islam hubungan antara laki-laki pun diatur, masalah pakaian pun dibahas.

Islam juga memberikan aturan-aturan yang jelas terhadap pergaulan laki-laki dan perempuan, seperti larangan khalwat (berdua-duaan dengan lawan jenis), larangan ikhtilat (campur baur dengan lawan jenis), wajibnya menundukkan pandangan, wajibnya muslimah yang telah baligh untuk menutup aurat, larangan untuk mendekati zina, diberlakukannya sanksi bagi yang melakukan zina dengan dera (bagi yang belum menikah) atau rajam (bagi yang sudah menikah), serta aturan-aturan lain terkait pergaulan. Dengan penerapan hukum Islam secara menyeluruh maka akan terlahir para generasi yang berkualitas.


Mengenai teknologi maka sistem Islam membolehkan bagi warganya untuk belajar, mengembangkan serta memakainya. Hanya saja hal ini diatur oleh negara sehingga kondisi lapisan masyarakat yang mengakses teknologi tetap terjaga. Dalam sistem pemerintahan Islam, akan ada departemen khusus yang menangani media massa, yaitu Departemen Penerangan (jihaz al-i’lam). Tugasnya antara lain mengawasi segala bentuk media massa dalam negara Khilafah. 

Lembaga negara inilah nanti yang akan menjalankan fungsi pengawasan tersebut yang menjamin generasi Islami tetap aman dari segala pengaruh media massa yang negatif dan destruktif, seperti situs-situs porno, dan sebagainya.

Marilah kita menjadi orang yang peduli terhadap masa depan generasi, tidak ada solusi lain untuk menyelesaikan permasalahan ini kecuali dengan menerapkan Islam dalam institusi negara, dan intitusi tersebut adalah Khilafah Islamiyah.

Dengan tegaknya Khilafah Islamiyah maka hukum-hukum Islam akan bisa sempurna diterapkan sehingga rahmatan lil ‘alaamin akan terwujud. Generasi muda juga akan menjadi generasi yang mulia dan ketahanan keluarga pun akan terjaga. Wallahu'alam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak