Oleh : Marlina, S. Pd
(Warga Kab. Banjar)
Tren
wisata di Indonesia terus meningkat karena diyakini menempati peringkat teratas
sebagai penyumbang devisa negara di luar minyak dan gas, dan dianggap satu di antara masa depan ekonomi
Indonesia.
Sehingga
ada upaya untuk meningkatkan pariwisata agar memberikan kontribusi dalam neraca
pembayaran dan cadangan devisa negara. Dengan adanya wisatawan asing ke Indonesia
otomatis devisa negara meningkat.
Upaya
meningkatlan pariwisata dilakukan hampir di setiap daerah. Pemerintah Kabupaten
Purbalingga, misalnya. Mengusulkan Festival Gunung Slamet (FGS) yang rutin diselenggarakan
setiap tahun, agar bisa menjadi agar bisa masuk dalam agenda pariwisata nasional.
Hal itu disampaikan Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Partiwi, saat membuka pelaksanaan
FGS.
Sementara
mengenai penyelenggaraan FGS, sudah dimulai sejak Jumat (28/9) yang diisi dengan
kegiatan prosesi pengambilan air dari mata air Sikopyah Desa Serang Kecamatan Karangreja.
Sebanyak 700 warga desa melakukan prosesi dengan berjalan kaki sejauh 2 km dengan
mengenakan pakaian adat dan tanpa alas kaki. Air diambil dengan menggunakan lodong
bambu.
Iring-iringan
warga dimulai dengan pasukan pembawa tombak pusaka dan tumpeng serta ingkung ayam.
Mereka berjalan diiringi musik rembana dan shalawatan. ''Tujuan prosesi ini agar
masyarakat desa selalu sadar mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan
dan kesuburan tanahnya,'' katanya. (republika.co.id/18/09/30).
Di Sulewisi
Tengah, Pemerintah Kota Palu akan mengadakan festival "Pesona Palu Nomoni"
2018 pada tanggal 28-30 September 2018. Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018 diselenggarakan dengan tujuan mengungkap
kembali kearifan budaya masa lalu yang sudah ratusan tahun tenggelam. Kemudian dimunculkan
kembali dibalut dengan kemasan atraksi seni pertunjukan yang mengangkat kembali
nilai-nilai kebudayaan yang arif dan luhur.
Selain
untuk melestarikan tradisi masa lalu, Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018 juga
dijadikan menjadi media promosi pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah. Tercatat, dalam
acara Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) mampu menyedot 800 ribu wisatawan yang
termasuk 500 ribu wisatawan mancanegara.
Selama
3 hari penyelenggaraan, Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018 akan diisi dengan berbagai pertunjukan
seni dan budaya termasuk pertunjukan seruling tradisional kolosal lalove dan panggung
tradisional gimba di sepanjang teluk Palu, ritual adat Balia dari Suku Kailii. Selain
pertunjukan seni dan budaya, acara ini juga direncanakan akan dimeriahkan dengan
acara olahraga yang seru seperti lomba marathon internasional, lomba berenang, lomba perahu tradisional sandeq,
dan lain-lain.
Salah
satu ritual yang unik dan menakjubkan dalam ritual adat Balia dari Suku Kailili
adalah Ritual Pompoura. Ritual Pompoura merupakan ritual menginjak-injak bara api.
Ritual dilakukan oleh Suku Kailii karena diyakini mampu mengusir penyakit. (pedomanwisata.com)
Pengembangan
pariwisata dengan menghidupkan budaya lokal yang mengandung ajaran kesyirikan dengan
alasan memiliki “daya jual” terbukti menuai
bencana. Festival Pesona Palu Nomoni yang sudah dipersiapkan matang itupum akhirnya
batal karena diterjang tsunami dan gempa. (republika.co.id/18/09/29)
Bencana sebagai bentuk ujian dan peringatan Allah SWT atas kerusakan dan kemungkaran yang merajalela oleh tangan-tangan
manusia.
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat)
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar Ruum: 41)
Allah
Maha Kuasa untuk mengubah keteraturan alam menjadi tidak teratur, seperti halnya
gempa dengan pergeseran lempeng bawah laut.
"Katakanlah
: Dia yang berhak mengirim azab dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mengelompokkan
kamu dalam golongan agar sebagian kamu merasakan keganasan. Perhatikanlah, Kami
mendatangkan kebesaran agar kamu memahami". (QS. Al- An’aam : 65)
Pengelolaan
pariwisata dalam pandangan Islam bukan sebagai sumber pendapatan negara/daerah.
Namun juga tidak dilarang dengan catatan tidak ada pelanggaran hukum syara di dalamnya.
Pariwisata lebih pada ajang taqarrub ilallah/ kesadaran akan Kemahabesaran Allah,
berbentuk keindahan alam bersifat natural. Kehebatan Islam dan umatnya mampu menghasilkan
produk madaniah yang luar biasa berupa peninggalan bersejarah dari peradaban Islam.
Darinya pariwisata justru menambah keimana dan ketaqwaan bukan malah menjadi tameng
kesyirikan dan berbagai pelamggaran syariat.
Adapun
dalam mencari pendapatan, Islam telah menetapkan empat sumber tetap bagi perekonomian
negara yaitu pertanian, perdagangan, industri dan jasa. Keempat sumber inilah yang
menjadi tulang punggung dalam membiayai perekonomian. Selain keempat sumber tetap
ini, juga ada sumber lain, baik melalui pintu
zakat, jizyah, kharaj, fai’, ghanimah hingga dharibah. Semuanya ini mempunyai kontribusi
besar dalam membiayai perekonomian negara. Insya Allah akan membawa pada kesejahteraan
dan keselamatan.
"Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. "(TQS al-A’raf [7] :96)
wallahu'alam bish shawab
Tags
Opini
