Malin Kundang jaman milenial

Malin Kundang Zaman Milenial

Fenny Ummu Qiya

(Founder Komunitas Sahabat Taat Muslimah Tanah Bumbu)

Tau kan cerita si anak durhaka malin kundang, tampaknya di zaman now seperti ini masih ada loh malin kundang-malin kundang  bermunculan dan perilaku yang membuat kita meringis. 

Seperti yang dilangsir media online liputan6.com 22 Mei 2018 tadi seorang Remaja berinisial AG tega membakar rumah orangtuanya sendiri hanya dikarenakan tidak dibelikan HP. Kasus yang sama di alami di kota Kendari hanya gara-gara persoalan makan siang, seorang remaja lagi tega membakar rumah milik orangtua nya. Tribunjambi.com aksi penganiayaan terhadap orangtua kali ini menimpa seorang ibu dianiaya oleh anaknya yang mengalami ganguan jiwa. Mata si ibu di congkel menggunakan obeng dan kepala di bacok terjadi  di daerah Sulawesi selatan Bulan Agustus yang lalu. Hal serupa ini juga pernah terjadi  di kecamatan Mentewe Tanah Bumbu  seorang anak yang tega hendak membunuh ibu kandungnya sendiri dengan cara yang sadis dimana bibir si ibu disayat dengan belati dan kedua matanya lebam bahkan salah satu bola mata si ibu copot (Radar Banjarmasin, 25 Oktober 2015) Naudzubillahi min dzalik.

Inilah sebuah realita yang miris membuat hati teriris dengan banyaknya pembangkaangan dan perilaku anak yang durhaka terhadap orangtua sehingga memunculkan si malin kundang dengan versi yang jauh lebih beringas di zaman Milineal ini.

Kenapa sih bisa muncul hal-hal seperti ini? Bukankah orangtua adalah orang yang pertama yang harus kita hormati setelah Allah dan Rasul Nya?

Maraknya kasus ke durhakaan anak terhadap orangtuanya sendiri terlebih lagi pada sosok Ibu yang melahirkan kita ,bisa kita lihat beberapa penyebabnya Hal pertama bisa disebabkan individu pelakunya. Yaitu, ketakwaan individu lemah, sikap dan mentalnya sudah rusak, misalnya tidak takut dosa, meremehkan nyawa manusia, kehilangan kontrol diri. Kontrol diri yang lemah terjadi karena lemahnya keimanan dan akidah sehingga lebih dikuasai oleh hawa nafsu dan bisikan setan. Disamping juga karena kurangnya pemahaman tentang mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk beserta konsekuensinya di dunia apalagi di akhirat. Atau kalaupun punya pengetahuan tentang baik dan buruk, sekedar pengetahuan tanpa diyakini dan menjadi pemahaman, disamping tidak dibiasakan sejak dini menjadikannya sebagai pedoman. Sementara konsep diri yang salah,  muncul karena remaja itu tidak paham jati dirinya, orientasi hidupnya dan tidak punya pandangan hidup yang jelas. 

Peneyebab  kedua adalah pola asuh di dalam keluarga yang tidak lain kesalahan dalam mendidik anak, ada sebagian para orangtua ga  berpikir serius tentang cara mendidik anak-anaknya. Ketika masa kecil sang anak melakukan kenakalan seperti berani membentak orangtuanya sendiri dibilangnya masih kecil, entar juga tau sendiri. Nah takkala sang anak kecil tadi beranjak remaja atau dewasa baru deh para orangtua panik ga berdaya anak yang dicintai nya menjadidi sosok yang beringas terhadapnya. Selain itu banyaknya para orang tua yang tidak memberikan teladan yang baik bagi anaknya seperti melakukan tindak kekerasan terhadap anak baik secara fisik maupun psikis.

Faktor selanjutnya adalah Lingkungan. Kebanyakan dari Kita banyak menghabiskan waktu bersama teman-teman dilingkungan kita daripada dirumah. Seorang anak jika dirumah didik dengan baik tapi ketika bergaul dengan temannya  yang suka juga membangkang terhadap orangtuanya, maka  sangat mungkin terpengaruhi perilaku tersebut dibawa kerumah dan membekas. 

Buruknya pengaturan sistem sosial Terlebih lagi dengan kondisi milenial ini yaitu berupa teknologi yang semakin maju. Maraknya games-games bernuansa kekerasan dan ditambah adanya tayangn-tayangn yang ga mendidik baik berupa tayangan sinetron maupun program televise yang lain. semakin menginspirasi para remaja untuk berprilaku bejat seperti kasusu diatas yang terus berulang. Sayangnya media-media yang menebar kerusakan itu dapat dengan bebas disebarluaskan. Negara, yang seharusnya tanggap terhadap masalah ini, malah bungkam seribu bahasa. Ijin-ijin untuk tayangan merusak ini terus saja dikeluarkan tanpa mau peduli dengan masa depan generasi muda bangsa ini.

Ketika sistem kehidupan yang dipakai adalah rusak, lemahnya ketaqwaan individu, lemahnya masyarakat akan pentingnya amar ma’ruf nahi munkar dan kewajiban muhasabah lil hukam ( mengoreksi kebijakan-kebijakan penguasa). Tentu saja kita juga tidak bisa mengkambinghitamkan keluarga  atas munculnya generasi yang beringas seperti  ini. Peran negara pun juga turut andil kenapa para generasi saat ini rusak.  Seharusnya Negara


kerusakan para generasi remaja ini sebenarnya berawal dari kesalahan tataran sistemis yang menjadikan ketaqwaan individu lenyap juga penjagaan Negara timpang atas masyarakat dan remaja. Maka, jalan satu-satunya untuk menyelamatkan generasi muda dan remaja beserta seluruh masyarakat dari keterpurukan kehidupan ini adalah dengan mencampakkan sistem kapitalisme-sekuler yang terbukti menyengsarakan dan menggantinya dengan sistem Islam yang “rahmatan lil ‘alamin”.


Sistem Islam akan menutup semua gerbang perilaku-perilaku buruk yang menimpa kaum remaja, serta memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku penganiayaan dan pembunuhan. Hal itu dibarengi dengan Islam dalam Negara, membentuk pola pikir yang Islami bagi individu, keluarga dan masyarakat melalui pembinaan terhadap mereka, mengoptimalkan peran keluarga sebagai benteng utama dan pertama bagi generasi, serta menciptakan suasana lingkungan masyarakat yang senantiasa terbingkai dalam suasana yang islami.



Sebagai seorang muslim ga ada alasan apapun untuk berperilaku buruk terhadap orangtua terlebih lagi terhadap ibu yang sudah melahirkan dan membesarkan kita.  Islam sangat memuliakan kedudukan orangtua, sangking mulianya allah langsung memandu kita jangan sampai salah dalam bergaul untuk memuliakan orangtua.  Allah mengatakan dalam surat Luqman ayat 14

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali” [Luqman : 14]

Juga dalam surah Al-isra ayat 24 “Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan katakanlah, “Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil” [Al-Isra : 24]


Mari muliakan mereka dan jadilah remaja dambaan orangtua dengan Ngaji dan Dakwah !

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak