Oleh : Rindoe Arrayah
Sungguh menyesakkan dada manakala mengetahui fakta yang terjadi pada dunia remaja saat ini. Perilaku mereka sudah di luar akal sehat manusia. Bagaimana tidak? Di era digital yang seharusnya bisa dijadikan sebagai pijakan bagi remaja untuk semakin memperbaiki kualitas gaya hidupnya menuju generasi yang lebih baik, akan tetapi justru mereka khianati sendiri dengan perilaku maksiat yang tiada henti.
Belum lama ini tersiar kabar yang sangat mencengangkan. Sebanyak 12 siswi SMP di satu sekolah di Lampung diketahui hamil, (TribunLampung, 2/10/18). Mereka terdiri dari siswi kelas VII, VIII, dan IX.
Dan yang lebih parah lagi ada banyak pelajar SMA yang ke lokalisasi. Menurut koordinator Pencegahan HIV PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Lampung, Rachmat Cahya Aji, "Bahkan sekarang itu, banyak pelajar SMA yang ke lokalisasi. Sekitar 20 persen pelanggan pekerja seks itu adalah pelajar SMA. Jadi, dari 10 pelanggan seorang pekerja seks itu, 2 di antaranya adalah pelajar. Mereka itu awalnya coba-coba, tahu dari teman, sampai ada yang langganan meski jarang-jarang. Bahkan, ada pelajar yang pacaran sama pekerja seks," kata dia.
Ketua Komnas Perlindungan Anak Lampung, Toni Fiser mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Ia pun kaget atas temuan tersebut.
"Terlebih keberadaan gagdet dan mudahnya mengakses berbagai informasi seperti saat ini. Saya juga baru mendapat konseling dua remaja SMA berpacaran, sama-sama dari keluarga brokenhome. Cari kenyamanan di luar dan kemudian hamil," bebernya.
Begitu pula yang terjadi di Bekasi. Komisi Perlindungan Anak Daerah Kabupaten Bekasi mendapatkan temuan terkait tindak asusila melalui grup aplikasi mengobrol WhatsApp (WA). Ironisnya, grup tersebut berisikan para siswa di satu sekolah menengah pertama di Cikarang Selatan, (Pikiran Rakyat 3/10/18).
Tidak cukup sampai di sini saja fakta tentang kerusakan remaja. Warga Kabupaten Garut beberapa hari ini dikejutkan dengan terungkapnya keberadaan grup Facebook gay siswa SMP/SMA di Garut. Screenshot laman grup FB tersebut menyebar di berbagai grup aplikasi pesan WhatsApp beberapa hari ini, (kompas.com 6/10/18).
Bila dikuak lagi, masih banyak fakta-fakta yang didapati terkait dengan rusaknya gaya hidup remaja saat ini.
Rusaknya perilaku para remaja tidak bisa dilepaskan dari sistem kehidupan kapitalis-sekuleris yang tidak pernah bisa menuntaskan masalah secara tuntas. Sistem ini justru menyuburkan dan melanggengkan kemaksiatan yang ada.
Solusi pasti yang sudah teruji selama lebih dari 13 abad lamanya adalah dengan diterapkannya syariat Islam kembali di muka bumi ini agar dapat kita rasakan rahmatan lil 'alamiin di seluruh sendi kehidupan.