Bencana Agar Kita Segera Bertobat

Oleh : Ari Windarti

Pegiat Dakwah Tinggal di Bandung


Belum berakhir duka Lombok kini hadir duka Palu. Kali ini lebih dahsyat. Tak hanya gempa bumi, tetapi juga tsunami. Nyaris seluruh rumah dan bangunan hancur lebur. Sebagian besar infrastruktur luluh lantak. Lebih dari 1000 orang wafat. 

Bencana seolah tak pernah mau beranjak dari negeri ini. Tragedi demi tragedi seolah tak ingin meninggalkan tanah air ini. Semua itu merupakan bagian dari sunatullah atau merupakan qadha' (ketentuan) Allah SWT. 


Sebagaimana firman Allah SWT

"Sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut dan kelaparan. Juga dengan berkurangnya harta, jiwa dan buah-buahan. Sampaikanlah kabar gembira kapada orang orang yang sabar." (TQS al-Baqarah (2) : 155)


Selain sebagai ujian bencana apapun yang menimpa seorang mukmin besar atau kecil, sesungguhnya bisa menjadi wasilah bagi penghapusan dosa-dosanya. 


Dalam kasus gempa Palu sebetulnya ada faktor di luar qadha Allah semata. Pasalnya pemerintah cenderung abai misalnya tidak segera memperbaiki atau mengganti alat pendeteksi tsunami yang konon sudak sejak tahun 2012 tidak berfungsi. Pencabutan peringatan dini tsunami oleh BMKG juga cenderung terburu-buru. Faktanya tsunami benar-benar terjadi sesaat setelah gempa Palu. Akibatnya banyak orang tak sempat menyelamatkan diri dari terjangan tsunami. Sehingga banyak yang menjadi korban. 


Parahnya meski memakan korban ribuan orang dan mengakibatkan kerusakan parah, pemerintah enggan menetapkan gempa Palu sebagai bencana nasional. Sebagaimana juga di beritakan pemerintah malah terkesan memberikan 'perintah' kepada korban gempa untuk melakukan penjarahan di toko-toko demi memenuhi kebutuhan dengan alasan darurat. Ternyata barang-barang yang dijarah bukan sekedar makanan. Ada yang menjarah toko emas, toko elektronik, termasuk SPBU. Bahkan ada yang membobol ATM. Jelas semua ini makin memperparah keadaan.


Ironisnya setelah mendapat kritikan dari masyarakat ternyata pemerintah membuat keterangan bahwa tak ada penjarahan di Palu. Dan yang makin menyakitkan pemerintah pun menuding info tentang FPI yang cepat tanggap membantu korban bencana di Palu sebagai hoax. Sungguh terlalu.


Semua bencana ini sebagaimana dinyatakan Alquran pada hakikatnya adalah akibat dosa dan kemaksiatan manusia. Pada saat mereka tidak mengamalkan dan menerapkan syariat-Nya. Allah SWT berfirman

"Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan akibat perbuatan tangan (kemaksiatan) manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan (kemaksiatan) mereka itu agar mereka kembali (ke jalan Nya)." (TQS ar Rum (30) : 41)


Karena itu satu-satunya cara untuk mengakhiri ragam bencana ini tidak lain dengan segera bertobat kepada Allah SWT. Kezaliman terbesar adalah saat manusia terutama penguasa tidak berhukum dengan hukum Allah SWT. 


Karena itu tobat harus dibuktikan dengan kesediaan mereka untuk mengamalkan dan memberlakukan syariah-Nya secara Kaffah dalam semua aspek kehidupan. Jika syariah Islam diterapkan secara kaffah tentu keberkahan akan memenuhi bumi. Ketakwaan pasti akan mendatangkan keberkahan dari langit dan bumi. 

Wallahu a'lam bi shawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak