Catatan Ummu Mush'ab: Medsos Momok Bagi Remaja

Oleh: Choirin Fitri 

(Pemerhati Remaja Kota Batu) 


Remaja masa kini amat identik dengan gawai. Kemanapun mereka pergi dan kapanpun mereka ada, gawai tak mampu lepas dari tangannya. Bisa dibilang, gawai adalah sahabat setia seiya sekata.


Berbagai aplikasi yang kini bermunculan membuat gawai makin diminati. Ada yang dimanfaatkan sekadar ngegame. Eksis di media sosial dengan selfie, tiktok, keke chalenge, dll. Atau menjaring sesama dalam satu grup khusus untuk aktifitas gaul. 


Usut punya usut, remaja masa kini tak bijak dalam memanfaatkan medsos. Medsos yang sejatinya dimanfaatkan untuk kebaikan, malah berganti rupa menjadi ajang berbagi kemaksiatan. Tengok saja berbagai berita yang viral di berbagai pelosok negri ini. Terlihat bagaimana ketidakbijakan remaja dalam menggunakan medsos.


Grup Gay di Facebook telah merajalela. Palu yang diguncang bencana beberapa waktu lalu, memiliki lebih dari seribu anggota di Facebook. Grup gay SMP/SMA di Garut telah membuat orangtua gelisah bahkan mereka terus mencari mangsa dengan berkirim foto. (Thribunnews, 091018) Di Kota Malang sendiri KPAI terus memburu para pelajar yang terlibat dalam grup gay di medsos yang sama. 


Tak hanya aktivis kaum sodom yang memanfaatkan media sosial untuk bermaksiat. Vidio porno yang sengaja disebar warga Wajak Malang lewat medsos pun menjadi tindak kriminal. Bahkan, salah satu WAG dengan tajuk All Stars jadi ajang aktivitas asusila bagi 24 anggotanya yang masih berstarus siswa SMP di Kabupaten Bekasi. Bahkan mereka sudah terbiasa berbagi vidio porno hingga mengajak berhubungan intim. (pikiran-rakyat.com, 031018)


Miris! Potret generasi bangsa ini amat jauh dari pribadi santun nan agamis. Sekulerisme  telah mencerabut agama dari setiap sendi kehidupan. Bahkan, para remaja pun tak mengenal bagaimana aturan Islam dalam pergaulan. 


Liberalisme, faham kebebasan yang disuntikkan dalam benak para remaja telah menuai hasilnya. Generasi penerus bangsa ini telah menjadikan kebebasan adalah pondasi dalam pergaulan mereka. Tak ada batasan pergaulan pria wanita. Semua boleh saling suka, saling mengumbar nafsu, hingga berbuat asusila tanpa mengenal malu. 


Padahal, Islam menempatkan media sosial sebagai sesuatu yang mubah. Boleh digunakan asal tidak menjadikan penggunanya melanggar syariat Allah. 


Allah telah mengharamkan zina ataupun aktivitas yang mendekatinya seperti pacaran, berduaan, ikhtilath (campur baur pria wanita), nonton vidio porno, dll. Allah berfirman: 

"Janganlah kamu mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk," (Al Isro':32)


Tak cukup hanya individu yang memahami kemubahan dalam penggunaan medsos ini. Negara pun memiliki andil besar dalam menyaring berbagai aplikasi yang hadir. Negara juga memiliki peran untuk mengontrol berbagai pola pikir masyarakat dalam penggunaan medsos. 


Bahkan, negara wajib membuang jauh-jauh ide kufur sekulisme liberalisme dan menggantinya dengan Islam. Hanya dengan Islam sebagai pedoman kehidupan, generasi muda mampu terlepas dari jerat medsos yang merusak. Dengan Islam pula generasi saat ini akan kembali mulia dan dirindu surga.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak