Krisis Pinjol di Kalangan Gen Z: Dampak Kapitalisme Digital dan Solusi dalam Islam.

Oleh: Febrinda Setyo 
Aktivis Mahasiswa 

Di era serba cepat seperti sekarang, bagi Gen Z yang tumbuh sebagai 'digital native', urusan keuangan tidak lagi serumit dulu. Hanya bermodalkan ponsel, kini mereka dapat dengan mudah meminjam uang, membeli barang yang diinginkan, hingga membayar segala kebutuhan. Data menunjukkan bahwa sekitar 58% Gen Z saat ini merupakan pengguna pinjaman online atau pinjol untuk memenuhi kebutuhan konsumtif mereka. Hal ini dipengaruhi oleh tontonan dan algoritma gen Z di medsos yang cenderung memamerkan gaya hidup mewah dan materialistik. Sikap Fear of Missing out atau FOMO, serta rasa ingin tampil keren, membuat gen Z semakin mudah terpapar dan menjadikan mereka sasaran empuk bagi platform pinjaman online dan judi online.


Menurut data OJK, per Agustus 2025,  lebih dari 60% masyarakat yang terjerat pinjol berada di kisaran usia 19 sampai 34 tahun. Kelompok ini terdiri dari para pekerja muda, freelancer, mahasiswa, dan lainnya. Pinjaman online dipilih sebagai solusi instan untuk menunjang kehidupan mereka sebab prosesnya yang mudah dan cepat. 


Fenomena meningkatnya penggunaan pinjaman online di kalangan Gen Z bukan sekadar masalah individu saja. Terdapat mekanisme kapitalisme digital yang secara halus bekerja di kehidupan masyarakat. Tekanan ekonomi yang dihasilkan oleh sistem kapitalisme saat ini, membuat sebagian besar gen Z memilih pinjol dan judul sebagai jalan pintas. Hal ini juga didukung dengan banyaknya konten yang beredar di dunia maya yang sarat akan gaya hidup kapitalis dan materialis. Gen Z yang sudah kandung terpengaruh dengan pola pikir tersebut cenderung akan melakukan berbagai cara untuk memenuhi keinginannya tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, termasuk dalam kasus pengambilan pinjaman online. 


Selain itu, negara saat ini juga dinilai gagal dalam melindungi generasi. Masyarakat tidak dibekali pemahaman mengenai sistem ekonomi yang sesuai aturan yang benar, yakni aturan Islam. Akibatnya, nilai-nilai sekuler dan materialis yang tumbuh dalam dunia pendidikan maupun lingkungan masyarakat membuat generasi saat ini rentan terjerumus pada tindakan spekulatif dan beresiko.


Survei OJK tahun 2024 mencatat bahwa indeks literasi keuangan masyarakat di Indonesia hanya sekitar 50,68%, sementara literasi digital hanya berada di kisaran 57%. Data ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang menggunakan berbagai platform digital tanpa sepenuhnya memahami dampak dan resikonya. Situasi ini mempertegas bahwa pendidikan literasi keuangan masih rendah dan perlindungan konsumen di era digital masih lemah. 


Islam memiliki sistem ekonomi yang bersumber dari syariat dan sistem ini menjamin setiap elemen masyarakat, termasuk Gen Z. Sangat berbeda dengan sistem sekarang yakni kapitalis, di mana kesejahteraan dibebankan kepada masing-masing individu. Sementara negara tidak memiliki peran signifikan dalam mensejahterakan rakyat. Tak cukup itu, negara justru menambah beban masyarakat dengan berbagai angsuran seperti pajak dan kewajiban lainnya. 


Di sisi lain, pendidikan dalam Islam membentuk generasi yang berkepribadian Islam dan berlandaskan aqidah, sehingga setiap tindakan yang diambil distandarkan dengan Halal-Haram, bukan manfaat materi semata. Dengan ini, generasi muda tidak akan mudah terbawa arus tren, apalagi yang bertentangan dengan syariat. Mereka akan menjadi generasi yang tangguh dan tidak mudah fomo. Penguatan aspek ini juga didukung dengan adanya infrastruktur digital yang dibangun atas paradigma Islam, sehingga mampu melindungi generasi dari konten yang merusak dan sia-sia.


Oleh karena itu, sebagai generasi Islam kita harus memahami identitas kita sebagai bagian dari umat pembangun peradaban. Hal ini dapat diwujudkan melalui pembinaan Islam serta keterlibatan kita dalam aktivitas dakwah bersama kelompok dakwah islam ideologis. Dengan diterapkannya seluruh aturan Islam di bawah Khilafah, maka segala problematika yang menimpa gen z saat ini tidak akan terjadi. Wallahu'alam...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak