Era Digital dan Pengaruhnya pada Gen Z.




Oleh Heli Setiyawati 
Bogor



    Perkembangan teknologi pada era digital tidak terelakkan lagi, banyak kemudahan yang bisa membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya sehari-hari. Akan tetapi  banyak pula  memberikan dampak yg buruk bagi generasi muda khususnya gen Z. Mereka di pandang sebagai generasi yang lemah, tidak kuat mental untuk menghadapi tantangan zaman, tapi disisi lain mereka juga mempunyai potensi yang luar biasa kritis dan dan mampu menginisiasi adanya perubahan melalui sosial media.

     Menurut survei kesehatan Indonesia tahun 2023 yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan 5.5 persen remaja usia 10-17 mengalami gangguan mental dengan rinci antara lain 1 persen depresi, 3.7 persen cemas, 0.9 persen post traumatic syndrom disorder, dan 0.5 persen alami attention deficit/hyperactivity disorder. Selain itu sebagai sebuah hasil laporan hasil survey di 26 negara termasuk indonesia menemukan penggunaan media sosial membawa rasa khawatir dan cemas lebih besar pada Gen Z dibanding generasi sebelumnya.

    Di Era digital ini untuk ruang digital dianggap tidak netral karena di dominasi dengan nilai sekuler kapitalistik, kurangnya pengawasan dari negara (Kementrian Komunikasi dan Informasi). Informasi yang ditampilkan di media sosial bebas tayang tanpa adanya filter nilai akidah. Hal ini menunjukkan bahwa tayangan seperti maraknya pornografi mudahnya akses judi online dan lain sebagainya. Kemudahan dalam mengakses pornografi menjadi bukti bahwa lemahnya kondisi masyarakat dan negara dalam pengawasan yang melekat. Adapun hal  positif yang bisa kita ambil dari media sosial ini adalah mudahnya  untuk belajar banyak hal dari berbagai macam jurnal atau referensi yang bisa dijadikan rujukan untuk menambah wawasan. Gen Z ini  memilih nilai sendiri yang beda dengan generasi tua sehingga terjadinya gap antar generasi Gen Z dengan generasi sebelumnya. Pergerakan Gen Z ini cenderung ke arah yang pragmatis hanya melihat masalah dan solusi secara praktis, mencari validasi dan karakteristik digital native .

Generasi penerus bangsa ini harus diselamatkan dari hegemoni ruang digital yang sekuler kapitalistik dengan cara penguatan keimanan bagi generasi Gen Z. Mengarahkan mereka pada hal yang positif, mengubah cara pandang yang semula berfikir sekuler menjadi berfikir islami.
Gen Z juga harus diarahkan sesuai dengan solusi yang sistematis secara menyeluruh dan memberikan solusi secara ideologis.

Diperlukan peran keluarga untuk membimbing generasi  ini agar menjadi generasi yang berkepribadian Islam dan menjadikan akidah Islam sebagai fondasi dalam beraktifitas. 
Dalam sistem Islam  pendidikan dibangun untuk membentuk kepribadian secara menyeluruh, mampu melahirkan generasi yang memimpin peradaban. Negara melalui Departemen Penerangan dan Informasi melarang konten yang merusak dan memastikan media sebagai alat untuk mencerdaskan umat dengan konten yang mendukung pada syariat Islam. Masyarakat di motivasi untuk melakukan amar makruf nahi mungkar secara berjamaah dan negara dalam Islam sebagai pelindung generasi, ideologi dan moralitas.
Wallahualam bissawab.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak