Digitalisasi Mengancam Generasi


Oleh : Nurfillah Rahayu
(Forum Literasi Muslimah Bogor)


Meningkatnya kasus bullying, pornografi dan sejenisnya yang berkaitan dengan media sosial pada remaja membuat miris berbagai kalangan. Seperti dlansir dari kompas.com /6 Desember 2025, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan bahwa data terbaru dari United Nations Children's Fund (UNICEF) menunjukkan sebanyak 48 persen anak-anak di Indonesia pernah mengalami cyberbullying.
Tidak hanya itu, paparan konten pornografi di internet juga menjadi sorotan serius. UNICEF mencatat bahwa anak-anak di Indonesia menggunakan internet rata-rata selama 5,4 jam per hari, dan 50 persen di antaranya pernah terpapar konten dewasa. Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mencatat telah menangani sebanyak 596.457 konten pornografi di ruang digital sepanjang 20 Oktober 2024 hingga 6 Oktober 2025.

Sungguh inilah era digitalisasi yang dapat mengancam generasi jika disalahgunakan. Banyak anak dan remaja terpapar konten pornografi, bullying, dan gaya hidup liberal dari social media ditambah lagi rapuh mentalnya bahkan bunuh diri ketika mendapat masalah hidup. Inilah akibat yang terjadi ketika mengakses informasi yang bebas masuk tanpa batas. Namun ruang digital/sosial media bukan penyebab utama masalah yang menimpa anak dan remaja saat ini. karena sebenarnya social media hanya mempertebal emosi/perasaan anak2 akan suatu hal.

Sistem Sekulariame kapitalisme adalah akar masalah yang menjadikan anak bermasalah dari segala sisi. Karena efek dari sistem ini salah satunya menjadikan materi sebagai sumber kebahagiaan akibatnya halal dan haram tidak lagi jadi acuan dalam bertindak maka remaja dan anak-anak merasa bebas melakukan hal-hal yang belum semestinya dilakukan. Dan pembatasan akses sosial media yang ada saat ini hanyalah solusi pragmatis, tidak menyentuh akar masalah dan hanya bertumpu pada aspek media, tidak komprehensif karena perilaku manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh pemahamannya, karena dengan pemahaman yang benar otomastis akan melahirkan Pola sikap yang benar. Sedangkan sosial media adalah madaniyah karena perkembangan iptek. Dia dipengaruhi oleh ideologi yang melingkupinya.

Untuk itu dibutuhkan sistem yang benar dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi. Dan hanya dengan sistem Islam semua masalah akan terselesaikan hingga ke akarnya. Karena Negara dalam Islam dengan Khilafahnya harus membangun benteng keimanan yang kokoh pada generasi melalui sistem pendidikan sehingga mereka mampu bersikap sesuai dengan hukum syara. Menjadikan halal dan haram dalam bertindak.
Selain dengan sistem pendidikan yang unggul, negara Khilafah akan menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek sehingga mampu mewujudkan kondisi ideal untuk membentuk generasi taat dan tangguh.
Dengan demikian generasi gemilang warisan peradaban Islam akan senantiasa tercipta.
Wallahu a'lam bishshawab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak