Genosida Palestina, di Mana Peran Kita ?



Penulis : Yeni Rifanita, S.Pd. 



Ramadhan dan Iedul fitri adalah momentum bagi umat islam untuk fokus menempah diri dalam ketakwaan. Khusuk menjalankan aktivitas puasa dan meraih kebahagiaan di bulan syawal yakni saat iedul fitri. Umat islam di seluruh dunia bergembira dan berbahagia menjalankannya. Orang tua hingga anak-anakpun suka cita merayakannya. Namun, Tampaknya rakyat Palestina tidak diizinkan untuk hidup dengan tenang walau dibulan Ramadhan dan syawal. Gencatan senjata yang di sepakati oleh entitas Yahudi Kembali di khianati, Warga Palestina terbangun pada Senin (17/3/2025) malam oleh gelombang serangan udara Israel yang ganas, dan berarti dimulainya kembali pembantaian tersebut, bahkan lebih brutal. Tercatat ada 730 warga yang tewas dan 1.367 warga lainnya luka-luka. (Qudsnen, 25-3-2025). 

Ini semua menambah jumlah korban serangan Zion*s sejak 7 Oktober 2023 menjadi lebih dari 50.080 orang tewas yang 14.500 di antaranya dari kalangan anak-anak, 113.408 orang luka-luka, dan 10.000 lainnya hilang.—banyak dari mereka anak-anak—dibantai dalam hitungan jam, dalam serangan yang dilaporkan mendapat "lampu hijau" dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dengan alasan dari Zionis bahwa hamas belum memenuhi syarat-syarat perdamaian. Terus berlangsung serangan tersebut bahkan di saat iedul fitri Dimana umat islam sedang merayakan hari kemenangan. 

Beredar video di sosial media, bagaimana kondisi di Palestina saat penyerangan berlangsung. Sekolah-sekolah, masjid, rumah sakit di bombardir. Bukan hanya Gedung dan tembok yang hancur, namun raga rakyat palestina ikut lebur Bersama serangan ganas tersebut. Tak terhitung jumlah korban tewas, terutama dari kalangan anak-anak dan Wanita. Tak terhitung pula jumlah penduduk yang syahid dalam serangan brutal tersebut baik dari awak media, medis dan relawan. Yang semestinya mereka tidak boleh di libatakan dalam penyerangan menurut hukum internasional. 

Omong Kosong Gencatan Senjata

Beberapa kali gencatan senjata ditawarkan, dan di sepakati oleh hamas dan entitas Yahudi, namun berkali-kali juga di langgar oleh Zionis laknatullah. Sebenarnya gencatan senjata dan Solusi populis yang ditawarkan untuk palestina adalah penipuan. Ide perdamaian ini adalah ide yang di hembuskan barat untuk menjebak umat dalam narasi omong kosong mereka, agar melancarkan agenda kolonialisme di Palestina. Lalu bisa dilihat juga ditengah keputus asaan Barat terutama AS, karena genosida yang telah mereka lakukan sejak sebelum 1948 belum juga membuahkan hasil yakni berupa menguasai Palestina secara utuh, angan dan mimpi Trump untuk membangun negara baru di tanah palestina masih terhalang kekuatan jiwa rakyat Palestina. Hingga jeda istirahat dibutuhkan maka berlakulah gencatan senjata, yang kemudian dilanggar oleh mereka sendiri. Belum lagi tekanan dunia internasional yang mendesak Idf untuk menghentikan penyerangannya.

Saat ini dunia internasional kompak mengutuk perbuatan zionis, namun sayangnya di pihak kaum muslim justru suara persatuan tak terdengar. Umat muslim yang berjumlah 15% dari populasi manusia di dunia nyatanya tidak satu suara. Terutama negeri-negeri muslim tetangga Palestina sendiri, mereka menutup mata dan enggan memberikan pertolongan pada saudara muslim mereka, bahkan cenderung membiarkan genosida berlangsung demi menjaga hubungan baik dengan tuannya yakni Amerika. Jangankan melakukan serangan balik pada Zionis, yang ada justru mereka menahan diri dalam menolong Palestina. Seperti berita yang beredar mufti besar Mesir (negeri terdekat dengan Palestina) yakni Nazir Ayyad menolak kesepakatan fatwa yang dikeluarkan oleh Persatuan muslim dunia (IUMS) yang mengatakan kewajiban Jihad Bersenjata melawan Zionis untuk membela Palestina. 

Menurut Ayyad itu tidak wajib, bahkan ia juga mengatakan sebaiknya negeri-negeri muslim mencoba meredakan ketegangan bukan menyerukan interfensi militer dan jihad. 
Selain itu muslim juga masih banyak yang tertipu dengan tawaran two state Solution (membagi Palestina menjadi dua negara), padahal jelas Ide busuk Barat ini tidak bisa diterima, karena sejak awal tanah tersebut adalah tanah rakyat palestina, tidak mungkin di bagi pada penjajah nya. Maka sudah benar yang dilakukan rakyat Palestina yakni mempertahankan dan membela tanah tersebut karena itu adalah tanah milik kaum muslimin. Di sana terdapat Masjidil aqso yang merupakan kiblat pertama umat islam, keberadaannya wajib di jaga, pelaku genosida wajib di usir, penduduk Palestina wajib di bebaskan dari penderitaan. Jadi two state solution adalah racun yang akan mematikan jika diambil oleh umat islam, ingatlah bahwa apa yang ditawarkan barat sejatinya adalah untuk kepentingan imperialisme mereka. 

Catatan Penting Persoalan Palestina

Melihat persoalan Palestina, tentu membutuhkan pandangan jauh sebelum kejadian baru-baru ini. Karena persoalan Palestina ini terjadi jauh sebelum tahun 1948. Maka perlu memunculkan sikap Al Wala’ wal Bara’ yakni prinsip akidah islam yang berarti loyalitas kepada umat Islam dan berlepas diri dari orang kafir. Prinsip ini tentulah sesuatu yang wajib di genggam oleh umat islam. Karena menjadi sandaran yang mengikat setiap Tindakan kaum muslim agar terjaga dari keberpihakan kepada selain islam. Perlu diketahui bahwa sebenarnya IDF itu adalah pasukan militer yang lemah, kekuatan mereka selama ini hanya di topang oleh persenjataan pemberian Amerika semata. Bahkan bukan rahasia, bahwa banyak pasukan IDF yang gila dan stress karena melakukan serangan terus-menerus pada Hamas namun tak kunjung meraih kemenangan. Sedangkan di pihak kaum muslim, persenjataan terbatas, namun di topang dengan keyakinan akan pertolongan dari Allah dan juga kecerdasan strategi, Hamas bisa merakit persenjataan dengan alat dan bahan sederhana seperti Rudal, bom dan lain-lain yang mampu menghancurkan kekuatan Zionis. 

Masalah palestina tak kunjung usai sebab dua hal, yaitu: pertama Umat islam terpecah belah dalam negeri-negeri kecil, dan kedua umat islam tidak memiliki pemimpin sejati. Untuk sebab pertama, ini adalah kendala terbesar dan fakta yang harus kita hadapi saat ini. Nation state atau sekat nasionalisme ini menjadikendala terbesar untuk membebaskan palestina dari genosida. Negeri-negeri islam terbelenggu, dan tidak bisa turut serta lebih dalam untuk membebaskan palestina karena ada aturan nasionalisme masing-masing negara tidak diperbolehkan turut campur pada urusan negara lain, jika hendak menolong palestina maka cukup dengan donasi dan bantuan kemanusiaan lainnya, karena secara konstitusi urusan palestina dianggap sebagai konflik dalam negeri bukan perang atau genosida. 

Adapun yang kedua umat islam saat ini belum memiliki pemimpin sejati yakni seorang khalifah. Umat islam saat ini dipimpin oleh banyak pemimpin boneka yang loyalitas mereka berada pada tuannya. Bukan kepada Allah, Islam dan kaum muslimin. Ketiadaan Khalifah ini meniadakan pula perisai yang semestinya menjadi tameng untuk melindungi kaum muslimin. Sebagaimana hadist: 
Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan hadits dari jalur Abu Hurairah ra, bahwa Nabi shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallama, bersabda:

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدْلٌ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ ، وَإِنْ يَأْمُرُ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ [رواه البخاري ومسلم]

“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [Hr. Bukhari dan Muslim]

Maka untuk mengatasi persoalan Palestina ini, harus dihapuskan rasa nasionalisme sebagai negeri yang tersekat-sekat. Identitas kebangsaan harus dihapuskan saat memandang persoalan ini, harus digantikan dengan pandangan akidah dan ukhuwah islam serta persatuan umat islam. Cara pandang politik nasionalisme ini wajib dihilangkan, hingga tidak lagi melihat bahwa urusan Palestina adalah urusan negara lain. Harus ada sikap berani dan tegas untuk menghadapi Zionis Yahudi dan Amerika, karena umat islam adalah umat yang besar dan mampu memberikan tekanan politik internasioanal untuk menghentikan genosida di Palestina.

Peran Kaum Muslimin untuk selamatkan Palestina

Apa yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi nyata dalam Upaya pembebasan Palestina, yakni mengubah cara pandang mengenai persoalan Palestina ini, bahwa ini adalah persoalan kaum muslimin bukan persoalan kemanusiaan semata. Menumbuhkan kesadaran yang tumbuh dari proses berfikir, sehingga mampu mengubah pemahaman dari yang salah menjadi benar. Selanjutnya dengan kesadaran tersebut umat islam akan tumbuh sikap Peduli terhadap persoalan dan penyelesaian masalah keumatan, termasuk persoalan Palestina, karena sejatinya persoalan Palestina adalah persoalan lintas generasi yang perlu perhatian khusus. Dengan rasa peduli nya, maka umat akan terus menyuarakan pembebasan Palestina dan umat muslim lainnya. Rasa peduli ini juga yang akan mendorong kaum muslimin untuk berani melawan kemunkaran, dan berpihak pada kebenaran meski kebenaran itu ditentang oleh dunia internasional tetapi umat islam tetap teguh berpihak kepada kebenaran dan teguh dalam perjuangan. Ini pula yang akan melahirkan sikap konsisten dan istikomah dalam perjuangan pembebasan Palestina. Tentu hal ini tidak dapat dilakukan selain oleh umat yang terbaik. 

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imron:110)

Kaum muslimin memiliki kewajiban untuk menyelamatkan Palestina. Secara individu umat memiliki Potensi, mulai dari potensi untuk terus bersuara menyuarakan kebebasan palestina baik didunia nyata ataupun maya untuk menyuarakan persoalan Palestina ini lebih luas keseluruh dunia, secara individu pula umat islam memiliki harta untuk berdonasi, dan secara individu pula umat islam memiliki senjata yakni doa, yang harus senantiasa di panjatkan hingga allah memberikan kemenangan. 

Selain itu ditubuh kaum muslimin juga ada potensi harokah-harokah Islam yang memiliki spirit dan semangat juang, serta semangat persatuan dan kesatuan. Jika harokah-harokah islam ini menyuarakan hal yang sama maka gelombang persatuan akan semakin besar dan mampu membangun opini yang lebih dahsyat mengarah pada kesadaran umum. 

Tak kalah penting yakni potensi keberadaan partai politik berideologi islam yang memiliki cita-cita untuk melanjutkan kehidupan islam, dengan mewujudkan kepemimpinan politik ditengah-tengah kaum muslimin dibawah naungan khilafah. Partai ideologis inilah yang akan melakukan pembinaan pada ummat, hingga mampu memandang persoalan palestina sebagai persoalan global umat islam, membangun pemikiran cemerlang, dan menemukan Solusi syar’I nya dalam menyelesaikan  persoalan yang menimpah umat. Semakin banyak umat yang disadarkan, semakin besar suara perubahan dan Dengan dorongan kesadaran umum ini akan mampu mengubah geopolitik global, lalu menghancurkan kredibilatas Amerika dan Yahudi saat ini. Sehingga profil mereka sebagai negara adidaya akan runtuh dan digantikan dengan kekuasaan islam.

Potensi selanjutnya yakni penguasa-penguasa muslim dengan tentaranya, potensi tantara dibawah kendali penguasa muslim bisa melakukan tekanan bahkan serangan kepada zionis Yahudi, membombardir jalur militer mereka, menghancurkan pos-pos pertahanan nya, atau memberikan sanksi diplomatic apabila yahusi Kembali membuat ulah, itu semua sebenarnya sangat mampu dilakukan oleh para penguasa muslim. Adanya seorang khalifah akan mampu menggetarkan musuh dengan seruan jihad di bawah panji ar raya dan al liwa. Khalifah juga akan membungkam pergerakan zionis yahudi dan memusnakan eksistensinya.

Potensi-potensi ini akan bisa di kerahkan apabila umat islam sudah berada dalam satu kepemimpinan islam, yakni khilafah. Namun, jika saat ini belum ada khilafah tersebut, berarti PR kita masih banyak. Maka perlu dilakukan Upaya untuk membangun kesadaran ditengah-tengah ummat untuk Bersatu dalam satu naungan. Jika kita berhenti bersuara, maka kita akan kehilangan kesempatan mengambil peran pembebasan umat. Jika kita berdiam diri berarti kita tidak akan mendapatkan pahala jaryah laksana kaum muslim terdahulu, ingatlah bahwa setiap kebaikan harus diperjuangkan. Jika kita berhenti atau mundur, maka ada orang lain yang akan menggantikan peran kita. Maka tidak ada pilihan lain, selain berjuang dengan sungguh-sungguh dalam mewujudkan kepemimpinan yang satu. Mengedukasi ummat dengan islam kaffah. Berjuang dengan segala daya dan Upaya demi mewujudkan khilafah ‘ala minhaji nubuwwah.
Allahu a’lam bishowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak