Kurikulum Sering Dirubah Bagaimana Nasib Pelajar ke Depannya?




Oleh : Salsabila Yasmin



Perbincangan mengenai kemungkinan perubahan Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Deeplearning semakin gencar terdengar, menyusul pernyataan terbaru dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti.

Rencana ini menandai niat pemerintah untuk mengevaluasi Kurikulum Merdeka dan mengarahkan pendidikan menuju pendekatan baru yang lebih dalam dan berpusat pada keterlibatan siswa secara aktif. (www.melintas.id 9/11/24)

Mengapa Hal ini Dapat Terjadi

Perubahan kurikulum dilaksanakan pada dasarnya dalam rangka memenuhi kekurangan-kekurangan yang selama ini terjadi dalam penerapan kurikulum itu, disamping mestinya dalam melaksanakan tuntutan perubahan zaman.

Dampak negatif dari pergantian kurikulum yang begitu cepat dapat menyebabkan masalah-masalah baru serupa dengan menurunnya prestasi peserta didik. Kurikulum yang sering berubah adalah tanda tidak jelasnya visi pendidikan. Sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan ini telah menghasilkan generasi muda tumbuh tanpa iman dan takwa.

Selain itu, jam mata pelajaran pendidikan agama dibuat sangat minimalis, tiga sampai empat jam seminggu. Agama tidak dijadikan fundamen dalam mendidik pelajar. Pelajar muslim jauh dari Islam. Alhasil, para pelajar memahami tuhannya hanya sebatas gagasan kebaikan seperti pandangan Barat terhadap konsep ketuhanan. Para pelajar tidak akan mencapai pemahaman konsep keridhoan Allah SWT sebagai standar kebahagiaan tertinggi yang harus diraih.

Apa Solusi yang Tepat untuk Menangani Hal ini?

Satu-satunya alternatif yang tepat untuk perkara itu adalah sistem pendidikan Islam, bukan yang lain.
Sistem pendidikan Islam berdiri di atas dasar akidah yang kokoh, yakni keimanan kepada Allah, Rabb Pencipta Alam. Asas inilah yang menujukan visi dan misi pendidikan sebagai jalan menciptakan misi penciptaan manusia, yaitu menjadikan manusia sebagai hamba Allah sekaligus khalifah di muka bumi.

Sistem pendidikan Islam sudah mencontohkan dengan sangat jelas cara menciptakan peradaban manusia yang unggul. Selama belasan abad, Islam telah menjadi alas bagi Negara (Khilafah) dalam mengurus dan melayani kebutuhan pendidikan warganya, termasuk dalam menyusun kurikulum.

Oleh karena itu, merubah kurikulum saja tidak cukup, bahkan tanpa mengubah asas yang sekuler kapitalistik. Perlu perjuangan keras untuk dapat mendatangkan Khilafah sebagai satu-satunya sistem yang bisa menerapkan kurikulum sahih tersebut. Wallahu a'lam bishshowab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak