Generasi Minim Adab, Sekuler Gagal Mendidik Generasi.




Oleh: Eka Ummu Hamzah 
(Pemerhati Publik)



Setiap tanggal 25 November merupakan peringatan Hari Guru Nasional. Ditengah persiapan menyambut Hari Guru ini ternyata masih banyak PR besar yang dihadapi dunia pendidikan negeri ini, salah satunya adalah fenomena siswa melawan guru.


Seperti kasus yang viral di media sosial dimana guru SMP Pasuruan menasihati muridnya, tapi justru sang guru mendapatkan perlawanan yang tidak baik dari muridnya tersebut.( radarsurabaya.jawapos.com. Minggu, 20 Oktober 2024). Masih banyak lagi kasus perlawanan siswa  yang dialami oleh guru di negeri ini.


Fenomena seperti ini memberikan gambaran kepada kita bahwa pendidikan saat ini sedang tidak baik-baik saja. Peristiwa siswa melawan guru baik secara lansung maupun tidak langsung  yakni melalui jalur hukum semakin marak  beredar di berbagai pemberitaan media saat ini. Dan ini merupakan perkara yang sangat ganjil bagi negeri ini , apalagi untuk beberapa kasus orang tua turut ikut campur untuk menghakimi guru dengan melaporkan guru pada pihak yang berwajib.

Kepala Bidang  Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, Drs. Joko Edi Purwanto, Msi, pernah menyampaikan bahwa, fenomena siswa melawan guru, siswa mempidana guru, atau bahkan siswa berkelahi dengan guru merupakan gambaran pendidikan sedang dalam masalah serius. Dengan adanya fenomena ini perlindungan  bagi  guru belum terlalu diperhatikan.



Sistem yang rusak


Rusaknya perilaku generasi  saat ini tidak terlepas dari rusaknya sistem yang diadopsi oleh negeri ini. Sistem ini telah memisahkan kehidupan dari pada keterikatan dengan agama, sehingga manusia bebas berbuat sesuai dengan hawa nafsunyaa, inilah sistem sekuler-demokrasi. Dalam sistem sekuler manusia diberi kebebasan secara luas, bahkan kebebasan ini dilindungi oleh negara, sehingga manusia bebas mengekspresikan keinginan mereka tanpa memperhatikan apakah perbuatan tersebut membahayakan orang lain atau diridhai Allah atau tidak, seperti yang dialami oleh generasi saat ini. Sistem pendidikan di negeri ini berasaskan sekuler, artinya sistem yang menghilangkan peran agama dalam setiap  perbuatan, sehingga lahirlah peserta didik yang tidak memiliki adab kepada sesama manusia, khususnya kepada guru. Meskipun berkali-kali ganti kurikulum, tapi asasnya masih sekuler maka hasilnya akan tetap sama, yakni kerusakan pribadi generasi.


Keadaan ini tidak jauh berbeda dengan negara-negara sekuler dibelahan dunia lainnya. Keadaaan generasi mudanya begitu rusak baik itu dari pergaulannya, maupun tingkah lakunya.


Berbeda halnya jika negeri ini menjadikan Islam sebagai asas disetiap lini kehidupan, mulai dari individu, keluarga, masyarakat hingga kehidupan bernegara, maka akan mendapati masyarakat juga generasi yang memiliki kepribadian yang khas yakni berkepribadian Islam.


Islam adalah agama yang sempurna yang sangat memperhatikan ilmu, saking pentingnya aspek ilmu ini sampai Allah SWT menurunkan surah pertama dalam Al Qur'an yakni surat al-'alaq 1-5 yang memerintahkan manusia untuk membaca. 


Sejak awal Rasulullah saw mendirikan negara di Madinah al-Munawwarah, beliau sangat memperhatikan aspek ilmu dan pendidikan. Aspek yang pertama dan mendasar yang diajarkan adalah penanaman akidah Islam. Kenapa harus menanamkan akidah yang kuat? Karena dengan kuatnya akidah dalam diri seseorang akan menimbulkan rasa takut kepada Allah SWT, sehingga selalu merasa diawasi. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-fatir : 28 :
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah orang-orang yang berilmu".

Aspek keilmuan selanjutnya setelah penanaman akidah adalah anjuran menuntut ilmu dan mengagungkan ilmu, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. az-Zumar: 9: "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Juga disebutkan dalam surah Ali Imran: 18 :
" Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan,  tidaka ada tuhan selain Dia,Yang Maha Perkasa, Maha  Bijaksana."
Diantara cara mengagungkan ilmu adalah dengan memuliakan  ulama atau guru. Didalam kita Ta'lim Muta'alim karangan Syekh Al - Zarnuji  bab Mengagungkan Ilmu Dan Ulama  disebutkan " bahwa penuntut ilmu tidak akan dapat meraih ilmu dan manfaat ilmunya kecuali dengan menghormati ilmu dan ulama serta memuliakan dan menghormati guru". 


Begitulah diantara cara Islam dalam mendidik generasi agar semangat dalam menuntut ilmu dan menghargai guru.


Wallahu a'lam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak