Oleh ; Arsyila Putri
Medan - Satreskrim Polrestabes Medan meringkus empat perempuan yang terlibat jual dan beli bayi seharga Rp 20 juta di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
“Bayi ini anak kandung dari anak salah satu pelaku yang ditangkap, dijual Rp 20 juta. Penyerahan uang dilakukan bertahap, pertama Rp 5 juta, kedua Rp 15 juta. Keempat pelaku yang ditangkap, diharapkan sebagai penjual, pembeli dan perantara,” kata Madya didampingi Kepala Seksi Humas Polrestabes Medan Inspektur Satu Nizar Nasution, Kamis, 15 Agustus 2024. (Metro.tempo.com)
Seorang ibu rumah tangga berinisial SS (27) ditangkap karena menjual bayinya Rp 20 juta melalui perantara di Jalan Kuningan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, Sumatera Utara. Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Medan AKP Madya Yustadi mengatakan, kejadian itu berlangsung pada Selasa (6/8/2024). Mulanya, petugas mendapatkan informasi dari warga."Jadi SS ini kan baru melahirkan dan infonya mau transaksi di rumah sakit. Setelah itu kami lakukan penyelidikan, ternyata transaksinya di Jalan Kuningan," kata Madya kepada Kompas.com melalui saluran telpon pada Rabu (14/8/2024). (Kompas com)
Hilangnya Naluri Keibuan
Seorang perempuan yang bergelar "Ibu" tentulah memiliki rasa keibuan yaitu penyayang, perasa, dan mudah luluh. Sesuai dengan fitrahnya perempuan sangatlah sensitif, lebih mengedepankan perasaannya daripada akal. Namun hari ini peran seorang ibu sudah terseret jauh dari fitrahnya, keluar dari jalur naluri keibuan.
Betapa tidak, ketika hari ini pemikiran dan pandangan hidup manusia di gerus oleh sistem selain Islam maka akibtnya terbentuk dan tertanam dalam benak para kaum ibu rasa cinta pada dunia dan materi yang melenakan. Rumah tangga yang seharusnya menjadi sebuah ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah, termasuk hadirnya buah hati kini justru menjadi sebuah beban tatkala yang menjadi fokus dalam rumah tangga hanyalah masalah ekonomi bukan ridho Allah SWT. Ketika masalah menjadi fokus maka tujuan ibadah dalam rumah tangga pun akan terkubur, karena itulah kehidupan rumah tangga dalam kacamata sistem kapitalisme menyengsarakan kaum perempuan.
Dimulai dari banyaknya kasus perceraian akibat perselingkuhan, KDRT, masalah ekonomi, kurangnya perhatian dan keromantisan dari pasangan, serta para laki-laki yang tak bertanggung jawab pada keluarganya sehingga anak dan istrinya terlantar dalam kemiskinan. Perempuanlah yang harus menanggung beban dan beralih menjadi tulang punggung untuk memenuhi kebutuhan, maka tidak heran banyak sekali kasus kekerasan terhadap anak oleh ibu dan kasus ibu yang menjual bahkan membuang buah hatinya karena terpaksa terhimpit faktor ekonomi.
Ekonomi adalah salah satu tujuan di zaman serba sulit hari ini, karekter manusia yang individualis, serta minimnya aqidah dalam setiap individu membuat manusia lebih mengedepankan hawa nafsu dan kesenangan semata, tak perduli halal haram. Cara pandang sistem kapitalisme inilah yang melahirkan liberalisme atau kebebasan dalam kehidupan. Tak ada batasan atau rem untuk mengontrol setiap pemikiran atau perbuatan. Sangatlah berbahaya jika sistem tersebut masih menjadi cara pandang setiap individu apalagi sampai mengatur sistem bernegara. Maka akan berakhir pada kehancuran dan kesengsaraan.
Sistem ekonomi Kapitalisme sendiri gagal menjamin kesejahteraan rakyatnya, sulitnya lapangan pekerjaan untuk para suami, serta peran negara yang abai atas pelayanan pendidikan, kesehatan, sandang dan papan. Sistem ekonomi kapitalisme sukses menggandeng para investor dan oligarki untuk dipercaya mengelola SDA. Mereka bebas menguras kekayaan SDA negara yang berlimpah tanpa batas bukan untuk kepentingan rakyat melainkan untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Sedangkan rakyat hanya dikuras tenaganya, diperas, dan dipajaki kepemilikannya.
Solusi Islam
Islam adalah agama yang sempurna, Islam tak hanya sebagai agama melainkan Islam juga sebagai idiologi yang mengatur kehidupan manusia disetiap lini kehidupan baik itu dalam ranah individu sampai ranah terbesar yaitu bernegara. Pentingnya sistem Islam diterapkan dalam tatanan suatu negara adalah karena negara dalam Islam berfungsi sebagai ra'in atau pelayanan bagi umat, mengurusi segala kepentingan umat mulai dari kepentingan individu, masyarakat dan negara.
Islam tentu memiliki mekanisme untuk mewujudkannya, tentunya sistem bernegara dalam Islam akan mewajibkan setiap individu untuk berpendidikan Islam, dengan landasan Al-Qur'an dan hadits akan terbentuk individu yang takwa berakhlak mulia dan rasa takut kepada Allah SWT. Dari individu yang taqwa maka akan membentuk masyarakat yang berkepribadian Islam.
Sistem ekonomi Islam dalam sistem Daulah Islam akan mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran, yang berpengaruh pada perekonomian rumah tangga. Dengan mengelola dan menyalurkan hasil dari SDA untuk umat, digunakan untuk kepentingan dan pemenuhan hajat seluruh umat. Maka peran dan hak antara suami istri akan tepenuhi. Baik dalam pendidikan, kesehatan, perekonomian dll.
Menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya, memfasilitasi dan mengatur sistem kerja sesuai syariat Islam, menutup keran bagi para investor asing dan swasta yang akan berpotensi adanya penumpukan kekayaan berputar pada orang kaya saja.
Sanksi hukum yang tegas juga akan berjalan sesuai dengan sistem Islam yang terapkan. Adanya sanksi dan hukuman bagi para laki-laki yang meninggalkan tanggung jawabnya sebagai pemberi nafkah bagi keluarga, sanksi tegas juga akan diberikan kepada mereka yang melanggar aturan Islam seperti menelantarkan anak dan menjualnya.
Dan sanksi hukum dalam Islam berlaku untuk semua, tidak melihat laki-laki atau perempuan. Ketika melanggar peraturan maka ada konsekuensi yang harus dipertanggung jawabkan.
Disinilah negara itu dibutuhkan untuk bisa menerapkan syariat Islam kaffah secara totalitas. Karena hakekat negara adalah menyelesaikan permasalah dan perselisihan di tengah-tengah umat. Tanpa adanya negara dan aturan yang berlaku mustahil syariat Islam bisa diterapkan.
Wallahu a'lam bishshawab
Tags
Opini
