Ancaman Kesehatan: Ketika Keamanan Pangan Tidak Terjamin*




Oleh: Tsaqifa Farhana
 (Aktivis Mahasiswa)



Saat ini, ancaman kesehatan tak hanya menyerang orang dewasa atau lanjut usia. Pemuda bahkan anak-anak pun kini sedang berhadapan dengan ancaman kesehatan dari berbagai faktor, salah satunya adalah kemanan pangan yang tidak terjamin.

Beberapa waktu ini media sosial kembali ramai, terkait kasus pasien anak yang mengalami gagal ginjal hingga harus menjalani cuci darah di RSCM. Salah satu contoh konten yang ramai membahas ini adalah video yang menunjukkan wawancara dengan pasien-pasien anak yang menjalani cuci darah atau terkena gagal ginjal.

Dari beberapa hasil wawancara tersebut diantara penyebab gagal ginjal pada anak adalah konsumsi makanan dan minuman tinggi gula. Hal ini menjadi perbincangan warganet dan menjadi pembahasan di berbagai platform. 
Pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pun angkat bicara. Menurut konsultan nefrologi anak RSCM, dr. Eka Laksmi Hidayanti, Sp.A.(K) meksi ada pasien yang melakukan hemodialisis, kasus gagal ginjal pada anak di RSCM ini tidak mengalami lonjakan. 

Selain itu, menurut data dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) kasus cuci darah tidak ada lonjakan secara mendadak. Ketua Umum IDAI dr Piprim Basarah Yanuatso SpA(K) mengatakan kasus gagal ginjal pada anak di Indonesia masih dalam batas wajar.
Namun, hal ini tidak bisa dipandang remeh. Terlepas dari apakah adanya lonjakan kasus atau tidak, gagal ginjal kini jelas menjadi ancaman yang nyata bagi generasi. Ditambah lagi dengan lifestyle terhadap pola makan dan budaya konsumtif yang makin menjerat generasi terhadap konsumsi makanan dan minuman tinggi gula. Hal ini sangat mengkhawatirkan.

 Gaya Hidup Tak Sehat 

Dengan atau tanpa kita sadari, kini gaya hidup serba instan dan cepat sangat berpangaruh pada pola makan sehari-hari. Jadwal kegiatan yang padat menuntut untuk bisa mendapatkan kebutuhan dengan instan dan cepat. Makanan cepat saji, makanan instan menjadi alternatif yang dipilih. 
Belum lagi kita disuguhi dengan aneka makanan dan minuman tinggi gula.
Yang lebih mudah didapatkan dibandingkan makanan dan minuman realfood, halal dan thayyib yang membutuhkan proses dan waktu yang tak instan.

Akhirnya, konsumsi makanan dan minuman manis, junkfood, fastfood seakan menjadi “solusi” terutama bagi orang tua. Karena lebih cepat dan mudah untuk disiapkan tanpa memerlukan effort yang lebih. 
Karena industri pasar dibiarkan untuk menyuguhkan makanan dan minuman tidak sehat, cepat saji dan mengandung kadar gula tinggi.

Menjadikan masyarakat menjadi terbiasa atau bahkan “terikat” dengan pola hidup dan pola makan yang tidak sehat ini.

Keamanan Pangan Tak Terjamin

Gaya hidup ini terbentuk karena di satu sisi, produk makanan dan minuman kemasan yang jelas membahayakan bagi kesehatan masih bebas tersedia di pasaran. Anak-anak, generasi muda, bahkan orang tua cenderung lebih menyukai makanan cepat saji, instan, berpemanis yang membahayakan kesehatan. Meski sedikit nutrisi yang di dapatkan dari makanan tersebut.

Faktanya, hingga saat ini banyak industri makanan dan minuman yang tidak sesuai dengan angka kecukupan gizi yang telah ditetapkan. Banyak produk makanan dan minuman yang bahkan adalah produk untuk anak-anak, namun nyatanya mengandung kadar gula diatas batas yang telah ditetapkan.

Para pelaku industri makanan melihat kebutuhan pangan sebagai peluang cuan. Mereka berlomba memproduksi makanan dan minuman berbagai jenis yang disukai oleh masyarakat. Dalam sudut pandang industri, profit adalah tujuan utamanya. Selama produk makanan dan minuman mereka laris di pasaran.

Produksi sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan aspek kesehatan yang mengonsumsinya. 
Dalam hal ini, pemerintah telah memiliki kebijakan terkait kecukupan gizi pada makanan dan minuman. Namun, hal ini tidak berdampak secara signifikan pada pengurangan ancaman kesehatan yang dialami anak-anak dan generasi.

Maka perlu adanya evaluasi terkait kadar gula dalam makanan dan minuman yang diproduksi oleh para pelaku industri.
Jaminan keamanan pangan harus mendapatkan perhatian dan keseriusan negara untuk bisa mengatasi masalah ini.

 Permasalahan ini tidak bisa disepelekan, karena kualitas generasi muda bangsa sangat bergantung pada kondisi kesehatan mereka. Salah satunya adalah jaminan asupan pangan yang sehat dan bernutrisi. 

Generasi muda adalah tonggak peradaban, bagaimana mungkin menjadi peradaban yang kuat dan hebat? Jika generasi muda kita dihantui dengan berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan. Seperti diabetes, obesitas, gagal ginjal dan lainnya.

Jaminan Pangan Halalan Thayyiban

Dalam Islam, setiap individu dianjurkan untuk memakan makanan halal dan thayyib.
 QS. Surah Al-Maidah ayat 88 yang artinya, “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya.”

Dalam ayat tersebut Allah Swt. dengan sharih menjelaskan bahwa memakan makanan dalam rangka memenuhi fitrah adalah wajib dan orang yang meninggalkannya atau melalaikannya akan berdosa.
Jaminan mendapatkan pangan yang halal dan thayyib bagi setiap individu, bukan tidak mungkin. Dengan peraturan Islam, pemenuhan kebutuhan makanan yang menyehatkan tidak menjadi tanggung jawab perorangan saja. Bukan hanya sekadar tanggung jawab diri sendiri, guru atau bahkan orang tua pada anak. Namun, memastikan setiap individu bisa mendapatkan jaminan keamanan dan kesehatan pangan merupakan peran negara.

Dengan peraturan Islam, negara harus menjamin setiap warganya sejahtera dan muda mengakses kebutuhan pangan yang aman dan sehat. Negara harus memastikan setiap rakyat dapat membeli makanan alami, seperti buah, sayur, susu, telur, daging, dan pangan lainnya dengan harga terjangkau. Ini bisa dilakukan dengan mengontrol dan mengawasi pasar dan proses distribusi bahan pangan untuk mencegah pedagang berbuat nakal dan curang.

Negara menjamin keamanan pangan dengan kebijakan dan regulasi untuk para pelaku industri makanan dan minuman agar memenuhi standar ketentuan makanan halal dan thayyib. Memastikan makanan tidak mengandung zat berbahaya dan tidak memicu timbulnya penyakit.

Negara juga akan mengontrol industri agar memenuhi ketentuan Islam tersebut. Untuk itu negara akan menyediakan tenaga ahli, melakukan pengawasan dan sanksi yang tegas bagi pihak yang melanggar aturan. Negara juga akan melakukan edukasi atas makanan halal dan thayyib ini melalui berbagai mekanisme dengan berbagai sarana untuk mewujudkan kesadaran pangan yhang halal dan thayyib

Sejatinya, jaminan keamanan pangan yang halal dan thayyib bisa dirasakan dengan menerapkan kebijakan ini secara komprehensif dan sistematis. Pola dan gaya hidup hedonis dan konsumtif yang diubah menjadi pola dan gaya hidup sesuai Islam dalam segala lini kehidupan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak