Oleh : Isna (Pegiat Literasi)
umat Islam harus menyambut baik seruan untuk memboikot produk zionis. Mereka bekerja sama untuk saling berbagi daftar produk yang seharusnya diboikot salah satunya kurma, yang memberikan informasi produk alternatif. Ini merupakan wujud nyata semangat umat Islam dalam mendukung pembebasan rakyat Palestina.
Boikot Zionis terhadap Yahudi memang tidak bisa tanggung-tanggung, mengingat banyaknya korban meninggal di Palestina selama puluhan tahun. Umat harus punya tekad bulat, dan tak gentar dengan perasaan sendiri. Mempertanyakan nasib para pegawai yang bekerja di perusahaan produsen afiliasi Yahudi. Pertanyaannya apakah lapangan pekerjaan sepadan dengan jutaan nyawa yang melayang karena tangan kotor Yahudi?
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan umat Islam di Tanah Air agar tidak membeli kurma produk pertanian Israel buat keperluan Ramadhan 1445 Hijriah atau 2024. (14/03/2024 Kompas)
Lebih spesifiknya, fatwa tersebut mewajibkan seluruh umat Islam untuk mendukung penuh perjuangan rakyat Palestina dan memboikot segala kegiatan yang mendukung agresi militer Israel. Secara langsung atau tidak langsung.
Seruan boikot produk Yahudi ini, tidak hanya di Indonesia saja. Sejak terjadinya serangan entitas Yahudi kepada Palestina bulan Oktober 2023, aksi boikot produk-produk terkait Yahudi telah diserukan di berbagai negeri kaum muslim. Tujuan boikot adalah untuk menghentikan aliran dana konsumen dari kaum Muslim ke Yahudi melalui produk pro-Yahudi. Jika pun masif dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia, apalagi muslim sedunia, diharapkan dapat membantu Palestina.
Mereka bekerja sama dengan antusias dan juga membagikan daftar produk yang diboikot. Langkah ini menunjukkan ghirah umat Islam terhadap perjuangannya. Masyarakat sebenarnya peduli terhadap Palestina, meski hal itu tampak jauh di mata mereka.Sebagaimana perintah Allah dalam QS Al-Hujurat: 10, “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”
Mereka saling menyerukan opini, melalui media sosial, umat Islam juga gencar menyuarakan penolakannya terhadap penjajahan entitas Yahudi di Palestina meski pun media Barat berusaha keras membungkam. Umat pun mengumpulkan donasi dan mengadakan doa bersama.
Boikot jika dilakukan oleh negara akan efektif melemahkan Yahudi karena negara memiliki kekuatan politik. Mereka punya kekuatan untuk membuat aturan yang memaksa para pengusaha produsen dan importir produk pro Yahudi agar menghentikan usahanya dan melakukan usaha lain.
Namun, realitanya negara tidak melakukan boikot tersebut, meski sebenarnya mampu. Keengganan pemerintah memboikot produk pro Yahudi dikarenakan negara kaum muslim terjajah secara ekonomi. Negara bergantung kepada para kapitalis untuk menjaga investasi agar tidak lari ke luar negeri. Sayang sekali, mereka terkungkung pada aturan rusak dan merusak peradaban.
Ironis, pada saat umat Islam di Palestina meregang nyawa, penguasa negeri kaum muslim justru bermesraan dengan kapitalis oligarki yang mendanai Yahudi untuk membombardir Palestina. Ketika menerapkan Islam, negeri-negeri muslim tidak hanya bisa memboikot produk pro Yahudi secara total. Lebih dari itu, kaum muslim bisa mengirimkan tentara. Bukan hanya sekadar menjadi penjaga perdamaian, tetapi untuk melakukan jihad fi sabilillah menumpas penjajah Zionis Yahudi dan membebaskan Palestina. Para penguasa muslim sangat bisa melakukannya karena memiliki kekuatan militer yang cukup untuk mengalahkan entitas Yahudi.
Wallahualam bissawab.
