Oleh Siti Uswatun Khasanah
(Aktivis Dakwah Remaja)
17 Agustus 1945 merupakan hari proklamasi Negara Republik Indonesia, hari itu diakui sebagai hari kemerdekaan Indonesia. Dikutip dari m.merdeka.com, suatu negara dapat diakui merdeka apabila memiliki rakyat, wilayah, pemerintahan yang berdaulat dan pengakuan dari negara lain. Menurut hukum internasional, pengakuan dari negara lain ini ada dua jenisnya, yaitu secara de facto (fakta/fisik) atau bentuk fisik suatu negara dan de jure (hukum) atau pengakuan secara tertulis.
Itulah makna kemerdekaan menurut kacamata manusia, negeri ini tentunya sudah merdeka menurut hukum tersebut. Kita mesti bersyukur Allah telah membebaskan kita dari penjajahan fisik. Namun, apakah makna kemerdekaan hanya terbatas dari empat unsur di atas?
Meskipun pada masa setelah kemerdekaan Indonesia masih menghadapi serangan dari sekutu dan ancaman lainnya juga ancaman dari dalam negeri sendiri, Indonesia tetap mengatakan dirinya merdeka karena mengacu pada empat unsur tersebut. Meskipun hari ini kita hari ini masih mengalami kemiskinan, kerusakan moral, kriminalitas dan masalah lainnya tetap dikatakan merdeka apabila kita mengacu pada unsur tersebut.
Namun ternyata, makna kemerdekaan hakiki tak hanya itu. Seharusnya refleksi dan evaluasi kemerdekaan mesti berfokus pada makna hakiki kemerdekaan. Tak hanya memiliki wilayah, sistem pemerintahan, rakyat dan diakui oleh dunia. Kemerdekaan hakiki adalah kemerdekaan yang sebenarnya, merdeka secara individu, masyarakat dan negara.
Merdeka secara individu, dalam artian mewujudkan individu yang yang memiliki kebebasan dalam menyembah Allah, bukan individu yang bebas dari aturan Allah. Individu yang perilaku baik buruknya ditentukan oleh hukum syara', individu yang takut kepada Allah, bukan berbuat semaunya menjadi budak dunia.
Faktanya hari ini, manusia masih menghamba pada dunia, tak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Bahkan untuk taat saja masih malu, bahkan sistem membuat manusia sulit untuk melakukan ketaatan.
Selain kemerdekaan individu, kita harus memandang kemerdekaan masyarakat. Masyarakat yang merdeka adalah masyarakat yang memiliki pola pikir yang benar, gaya hidup yang lepas dari kungkungan budaya lain selain Islam. Pentingnya keselarasan pola pikir masyarakat ini, karena pola pikir yang benar akan menghasilkan pola sikap yang benar sehingga terciptalah lingkungan masyarakat yang aman dan damai menurut pandangan Islam.
Masyarakat aman, damai, sejahtera dan merdeka menurut pandangan Islam adalah masyarakat yang hidup berdampingan dengan pemikiran yang selaras yaitu pemikiran Islam kafah, saling menasihati dan beramar ma'ruf nahi munkar.
Sedangkan masyarakat hari ini, masih dikelilingi oleh budaya Barat yang merusak. Budaya Barat sudah menjangkit di kalangan mana saja, utamanya anak muda. Dari mulai menyasar kepada hiburan, pakaian sampai makanan. Anak-anak muda dengan bangga tanpa malu memamerkan kebudayaan barat yang diusungnya.
Anak muda tak malu memamerkan auratnya, memamerkan kemaksiatannya, bahkan ikut mempromosikan produk-produk barat seperti film-film dan lagu-lagu yang mengandung unsur yang
bertentangan dengan akidah Islam.
Pola hidup masyarakat tak terlepas dari pola hidup penjajah. Akankah kita ini dapat dikatakan merdeka apabila masih mau mengikuti pola hidup para penjajah? Sedangkan tepukan tangan para penjajah dengan bangga diri karena telah berhasil membuat kita mengikuti pola hidupnya.
Bahkan untuk merayakan kemerdekaan saja masyarakat merayakan dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan perjuangan para pahlawan dan para ulama dalam mengusir penjajah. Ulama dan para pahlawan pagi siang malam memikirkan nasib bangsa dengan mengorbankan seluruh jiwa raga, tenaga dan pikiran. Namun, hari ini masyarakat lebih senang mengikuti pola hidup masyarakat Barat dalam mengisi kemerdekaan? Mengisi kemerdekaan dengan pesta, hura-hura dan dengan kemaksiatan yang nyata.
Melihat fakta nyata di lapangan, kemiskinan terjadi di mana-mana, pengangguran, kerusakan moral, kasus korupsi yang terus meningkat, sumber daya alam yang masih dikuasai asing, seperti hal yang menyedihkan bagi kita dengan kondisi seperti itu tapi dengan lantang kita teriak merdeka.
Hal-hal itu terjadi sebab kita masih mengadopsi deologi sekuler kapitalis dan sistem pmerintahan demokrasi dalam mengatur tatanan kehidupan kita. Penjajah mungkin sudah berhasil kita usir, namun sistem dan ideologi warisannya masih saja kita gunakan dalam mengatur tatanan kehidupan, ini yang bahaya.
Kerusakan dan kesengsaraan yang nyata terjadi sebab kita masih mengemban sistem kapitalisme yang membuat kita terjajah secara ekonomi dan politik bahkan budaya. Kapitalisme membuka lebar pintu asing untuk menguasai sumber daya alam.
Sekularisme membuat manusia sulit untuk taat pada Allah, bahkan membuat manusia buta dan menjadi budak dunia. Menyebabkan manusia enggan mengenal agamanya. Sekularisme menjadi sebab terjadinya kerusakan di mana-mana.
Ideologi sekuler-kapitalis membuka peluang bagi paham-paham lainnya untuk merasuki pemikiran-pemikiran kaum Muslimin. Seperti nasionalisme, yang dianggap baik sebab menjadikan senasib sepenanggungan sebagai alasan untuk bersatu. Namun ternyata paham inilah yang dijadikan alat oleh penjajah untuk memecah belah tubuh Kaum Muslimin yang seharusnya bersatu di bawah satu kepemimpinan menjadi tersekat-sekat batas nasional.
Tak sedikit pula yang menganggap bahwa merdeka sama dengan liberalisasi, dalam artian bebas sebebas-bebasnya. Sampai bebas dari aturan Allah, enggan menerapkan aturan Allah. Padahal ini adalah bukti nyata hamba dunia. Bagi kaum liberal, merdeka itu bebas, bebas berpendapat, bebas berekspresi, bebas dalam kepemilikan, bebas berperilaku dan bebas beragama. Padahal dengan adanya kebebasan sampai kebablasan itu telah melahirkan kerusakan yang sangat nyata.
Makna hakiki negara merdeka adalah negara yang terbebas dari penjajahan baik secara fisik, politik, ekonomi juga budaya. Negara yang bebas menerapkan aturannya dalam melindungi rakyatnya. Tidak lagi ada tekanan dari Negara yang pernah menjajahnya atau lainnya. Berdiri sendiri tanpa campur tangan asing, lepas dari doktrin dan paham-paham yang berasal dari negeri penjajah.
Umat seharusnya sadar, bahwa sistem demokrasi merupakan sistem penjajah yang telah membawa kerusakan dan kesengsaraan. Bagaimana kita mau merdeka kalau sistem yang diterapkan saja merupakan sistem warisan penjajah? ideologi yang kita emban saja merupakan ideologi warisan penjajah?
Negara yang merdeka haruslah sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah. Negara yang merdeka menerapkan aturan Allah di berbagai kebijakannya.
Islam memerdekakan manusia dari penghambaan terhadap sesama hamba. Bagi Islam kemerdekaan sejati itu adalah ketika kita hanya tunduk dan patuh terhadap Allah yang berhak mengatur hidup kita, hanya terikat pada Dzat yang berhak atas diri kita.
Islam menghapuskan sikap angkuh pada penguasa, justru pejabat dalam sistem Islam bertugas melayani rakyatnya. Lain halnya dengan kapitalisme-sekuler yang melahirkan kelas-kelas sosial akibat adanya kebebasan kepemilikan. Sampai bebas memiliki sumber daya alam yang seharusnya menjadi milik umat menjadi milik pribadi dan golongan.
Islam menghapuskan penghambaan manusia terhadap hawa nafsunya. Gaya hidup hedonisme menjadikan manusia diperbudak oleh hawa nafsunya sendiri. Dalam sistem ini orang bebas melakukan apa saja yang dia inginkan, menghalalkan segala cara demi memenuhi hawa nafsunya, menghalalkan apapun untuk mendapatkan uang dan jabatan.
Dalam Islam, manusialah yang harus mengatur hawa nafsunya bukan hawa nafsu yang mengaturnya. Mengatur hawa nafsu sesuai dengan aturan yang Allah tetapkan. Kemerdekaan bagi manusia yang mampu menundukkan hawa nafsunya di bawah perintah Allah.
Islam menjamin kemerdekaan hakiki dengan mengembalikan fitrah manusia yaitu sebagai hamba Allah. Mengembalikan manusia pada esensi penciptaannya, sesuai dengan tujuan Allah menciptakannya.
Maka jelas saja, Islam merupakan satu-satunya solusi bagi kaum Muslimin untuk meraih kemerdekaannya. Maka perjuangan kita belum usai. Perjuangan meraih kemerdekaan kita belum selesai. Maka wajib bagi kita meraih kemerdekaan dengan memperjuangkan Islam kafah, menerapkan sistem Islam sebagai tatanan kehidupan.
Wallahu a'lam bishawwab
