Rusaknya Gen Z Milenial

Oleh : Sitti Nurlyanti Sanwar 

Mahasiswa pasca sarjana Hukum Kesehatan



Apakah memanusiakan manusia di era 4.0 ini sangat sulit didapatkan? Nyatanya, ya teknologi semakin canggih dan terdepan tetapi membuat manusianya menjadi terbelakang. Kenapa? Karena manusia mengedepankan nafsu dari pada akal sehat.


Perilaku keji yang dilakukan oleh anak dibawah umur menjadi pertanyaan besar di tengah masyarakat, dimana rasa iba dan belas kasihan? Seorang wanita yang identik dengan kelembutan sudah dikuasai nafsu? Nauzubillah.


Audrey bukanlah satu-satunya korban bullying namun ada puluhan kasus bullying yang terjadi pada anak. Kasus bullying seperti fenomena gunung es, yang tidak tampak, terlihat sedikit tetapi kenyataannya banyak yang tampak. Kasus bullying ada yang sampai mengakibatkan korbannya meninggal dunia. 


Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan bahwa total 445 kasus bidang pendidikan sepanjang tahun 2018 berjumlah 51,20% atau 228 kasus terdiri dari kekerasan fisik, kekerasan verbal, dan kekerasan seksual. Kasus cyberbullying dikalangan siswa kian meningkat mencapai 206 kasus. (www.voa.indonesia.com/27/12/2018)


Meningkatnya bullying menambah catatan kelam dunia pendidikan hari ini. Tindakan kekerasan seolah-olah telah menjadi budaya di negeri ini. Tidak bisa dipungkiri generasi saat ini telah mengalami krisis identitas sehingga tidak bisa menyelesaikan masalahnya secara benar, malah mengambil jalan pintas tanpa akal sehat.


Mengapa ini terjadi?


Pendidikan sekuler-liberal menjadi pemeran utama penyebab rusaknya generasi. Pendidikan sekolah hanya dijadikan sebagai simbol, tidak menjadikan anak yang memahami tujuan pendidikan. 


Sistem sekuler (pemisahan kehidupan dari agama) menjadikan generasi yang hedonis apatis, mengejar persaingan dunia dan cinta yang fana. Hal ini disebabkan lemahnya pendidikan keluarga, masyarakat, serta negara. Dampak pendidikan sekuler berorientasi materialistis sehingga gagal melahirkan generasi berakhlak mulia.


Hal tersebut diperparah dengan kemajuan teknologi khususnya media sosial menjadi momok yang sangat besar pengaruhnya pada kehidupan. Generasi menggila, semua pemikiran dan sikap dikendalikan oleh media sosial. Sistem sekuler-liberal sukses membuat generasi Z terjerumus dalam lumpur hitam pergaulan bebas. 


Islam menjadi obat penawar.


Islam bukanlah sekedar agama ritual semata, tetapi lebih dari itu. Islam adalah mabda atau ideologi yang mengatur segala lini kehidupan manusia dari bangun tidur sampai tidur lagi.


Bullying ataupun liberalisme yang menyerang generasi saat ini membuat mereka sakit amat sangat parah. Islam adalah obat penawar.


Keluarga menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya. Sejak sebelum lahir dan saat beranjak tumbuh dewasa , orangtua membiasakan untuk menghafal Alquran, serta memahamkan Islam agar dapat terimplementasi dikehidupan serta berkepribadian Islam sehingga menjadikannya hamba Allah yang tunduk dan patuh pada perintah Allah. 


Masyarakat pun ikut andil untuk memberikan nasehat, mengajak pada kebaikan serta membina generasi agar mencegah perbuatan buruk. Sebab, jika orangtua saja yang berperan, sedangkan masyarakat dan negara enggan ikut berperan, maka tidak menuntut kemungkinan generasi akan terinfeksi virus keburukan dari lingkungan.

Peran keluarga, masyarakat dan negara, begitu luar biasa dalam membentuk karakter dan kepribadian mereka. Selain kesadaran individunya sendiri dengan berlandaskan Islam.


Oleh sebab itu, Islam hadir ditengah-tengah keluarga dan masyarakat agar menjadikan generasi sebagai tonggak peradaban dalam kegemilangan Islam. Hal tersebut didukung oleh negara dengan menerapkan Islam secara kaffah dalam naungan khilafah. Wallahu a'alam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak