Oleh : Linda Pusparini
"Islam datang dalam keadaaan asing, dan akan kembali asing seperti semula. Maka berbahagialah orang-orang yg asing" Ditanyakan kepada Rasulullah, "Siapakah orang asing itu?" Rosul menjawab, "Yaitu orang-orang yang melakukan perbaikan (islah) pada saat manusia pada umumnya rusak." (HR. Thabrani)
Ghuroba adalah orang yang berbuat baik disaat orang lain berbuat kerusakan. Dia adalah orang yang konsisten menjadikan Islam sebagai satu-satunya batas benar-salah, baik-buruk, terpuji-tercela.
Namun menjadi the ghuroba di jaman now merupakan sebuah tantangan yang tidaklah mudah mengingat saat ini arus liberalisme tengah menggelayuti dunia Islam. Hanya mereka yang bermental baja lah yang kiranya dapat bertahan dan masih eksis.
Bagaimana tidak, mereka mau bersusah payah menutup aurat dengan sempurna disaat sebagian besar wanita gencar mengumbarnya. Mereka tetap memelihara Sunnah manakala banyak yang mulai meninggalkannya. Serta Gigih mengkaji ilmu Islam dan mendakwahkannya ditengah fitnah yang bertebaran. Bahkan realitasnya tak jarang hinaan dan celaan menghujani para ghuroba.
Disinilah perlunya rasa percaya diri bagi tiap Muslim yang berpegang teguh pada tali agama Allah, bahwa ia adalah umat terbaik seperti yang telah dikabarkan Allah SWT :
"Kamu adalah sebaik-baiknya umat, yang dilahirkan untuk seluruh umat manusia,..." (QS. Ali Imron 110).
"Bahwa sesungguhnya agama yang diridhloi oleh Allah agama Islam.." (QS. Ali Imron 19)
Begitu juga dalam hadist Rasulullah SAW :
"Tidak ada yang lebih mulia di sisi Allah dari seorang mukmin" (HR. At Thabrani)
"Umatku (umat Muhammad) bagaikan air hujan, tidak diketahui mana yang lebih baik awalnya atau akhirnya". (HR. Tirmidzi)
Sederet dalil diatas tentunya mampu meningkatkan ke pede an kita atas pilihan sebagai ghuroba.
Selain itu perlu adanya prinsip hidup yang kuat yang dibangun berlandaskan ideologi Islam. Karena jika kita tidak memiliki prinsip, maka dengan mudahnya hidup kita terombang- ambing sesuai keinginan orang-orang di sekitar kita. Akan dengan sangat mudah terwarnai oleh hal-hal negatif. Dan ujungnya merugikan diri kita sendiri.
Jadi percaya diri dan berprinsip adalah modal utama bagi seorang yang memilih jalan hidup sebagai the ghuroba, karena jika keduanya tidak ada dalam dirinya niscaya ia akan kalah dan ikut terseret arus.
Seorang ghuroba juga harus mampu menjadi leader of change karena faktanya saat ini kebanyakan dari umat Islam hanyalah sebagai pembebek. Bahkan sebagian besar hanyalah Islam robot yang tidak tau tujuan hidupnya. Dan hanya menjadi follower ideologi yang banyak dipropagandakan kaum kafir.
Seorang ghuroba harus bisa mengubah mindset berpikir orang-orang yang sinis terhadapnya menjadi berbalik arah mendukungnya bahkan mengikuti jejak langkahnya. Sehingga tidak lagi menemukan kata *sulit* menjadi the ghuroba di tengah moderenisasi. Kita berani mengatakan "inilah aku, seorang muslim". Dan bangga dengan identitasnya sebagai the ghuroba karena memegang prinsip terbaik yakni Islam.