Oleh : Endang Setyowati
Aisyah adalah putri dari Abu Bakar, sahabat Rosulullah saw yang terpercaya. Dilahirkan empat tahun sesudah nabi Muhammad saw diutus menjadi rosul. Semasa kecil dia bermain-main dengan lincah, ketika dinikahi Rosulullah saw usianya belum genap sepuluh tahun. Dia adalah wanita mulia yang berparas cantik dan berkulit putih. Dalam beberapa riwayat, dia sering di panggil "Humaira"(yang merah merona). Wanita yang cerdas yang telah di siapkan Allah.
Rosulullah saw membuka lembaran kehidupan rumah tangga dengan Aisyah yang telah banyak dikenalnya. Ketika wahyu datang kepada Rosulullah saw, melalui malaikat Jibril seperti diriwayatkan dalam hadits Tirmidzi dari Aisyah ra "Jibril datang membawa kabar gembira pada sepotong sutra hijau kepada Nabi Muhammad saw, lalu berkata " ini adalah istrimu di dunia dan di akhirat.
Dua tahun setelah Khadijah ra wafat, datang wahyu kepada Rosulullah saw untuk menikahi Aisyah ra. Dengan ijin Allah SWT, Rosulullah menikahi Aisyah ra dengan mas kawin 500 dirham. Aisyah ra tinggal dikamar yang berdampingan dengan masjid Nabawi. Dikamar itulah wahyu banyak turun, sehingga kamar itu disebut sebagai tempat turunnya wahyu. Kedudukan Aisyah ra sangat istimewa di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik dikatakan "cinta pertama yang terjadi di dalam Islam adalah cintanya Rosulullah saw kepada Aisyah ra".
Istri-istri Rosulullah saw sangat memahami keutamaan-keutamaan Aisyah ra sehingga Saudah bin Zum'ah merelakan seluruh malam bagiannya untuk Aisyah ra.
Aisyah selalu menyenangkan Rosulullah saw, salah satunya dengan selalu berhias untuk Rosulullah saw.
Menjelang wafatnya Rosulullah saw meminta ijin kepada istri-istrinya untuk beristirahat dirumah Aisyah ra selama sakit hingga wafatnya.
Dalam hal ini, Aisyah berkata "merupakan kenikmatan bagiku karena Rosulullah saw wafat di pangkuanku". Dan Rosulullah di makamkan di kamar Aisyah.
Setelah Rosulullah saw wafat, Aisyah ra senantiasa menghadapi cobaan yang sangat berat, namun dia menghadapinya dengan hati yang sabar, penuh kerelaan terhadap taqdir Allah SWT dan selalu berdiam diri di dalam rumah, semata-mata untuk taat kepada Allah SWT.
Rumah Aisyah ra senantiasa dikunjungi orang-orang dari segala penjuru untuk menimba ilmu atau berziarah ke makam Rosulullah saw. Aisyah ra termasuk wanita yang banyak menghapalkan hadits-hadits nabi Muhammad saw sehingga para ahli hadits menempatkannya pada urutan kelima dari para penghapal hadits setelah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Anas bin Malik dan Ibnu Abbas.
Aisyah ra wafat pada usia 66 tahun bertepatan dengan bulan ramadhan, tahun ke 58 H dan dikuburkan di Baqi'. Di dalam hidupnya Aisyah ra penuh kemuliaan, kezuhudan, ketawadhuan, pengabdian, sepenuhnya kepada Rosulullah saw, selalu beribadah dan dalam hidupnya penuh dengan jihat serta beliau banyak berperan sebagai penyambung dakwah Rosulullah saw.
Setiap Rosulullah dakwah, Aisyah ra selalu menemani bahkan Aisyah ra menjadi guru bagi wanita d jaman itu.