Oleh : Ummu Aimar
Seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) meninggal bunuh diri di kamar indekosnya di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Senin (12/8).
UGM membenarkan adanya perisitwa ini.
"Benar. Namun mohon pemberitaannya yang kalem karena prihatin ke keluarga yang baru berduka," kata Sekretaris UGM Andi Sandi melalui pesan singkat, Selasa (13/8).
Andi Sandi mengatakan, mahasiswa tersebut berasal dari jurusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
"(Mahasiswa) FMIPA, Ilmu Komputer angkatan tahun 2021," jelasnya.
(https://kumparan.com/kumparannews/)
Kasus bunuh diri pada mahasiswa bukanlah yang pertama kali nya terjadi. Catatan kelam bunuh diri dikalangan mahasiswa juga sudah sering terjadi. Kematian mahasiswa di universitas negeri maupun swasta akibat bunuh diri kian menambah daftar panjang potret buruknya sistem ini dalam mengelola pendidikan. Banyaknya kasus bunuh diri pada mahasiswa ini menggambarkan kepada kita berbagai persoalan yang kompleksnya dihadapi terutama didunia pendidikan.
Persoalannya pun beragam tidak kunjung selesai. Mulai dari kasus bullying dari senior dan tekanan proses belajar, masalah asmara, pinjol, judol, Lebih dari 90 persen orang yang bunuh diri memiliki gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, atau diagnosis lainnya. Penyakit kronis, penyalahgunaan zat, trauma kekerasan ,dll.
Banyaknya kasus bunuh diri pada remaja dan pelajar merupakan bukti betapa pendidikan ala sekuler telah gagal membentuk kepribadian insan beriman dan bertakwa. Pendidikan karakter yang digadang-gadang mampu menjadikan remaja menjadi pribadi yang membanggakan ternyata hanya menjadi jargon semata.
Tentu saja dengan sistem kapitalisme yang diemban negeri ini menjadikan sekularisme sebagai akidah mereka, maka segala aspek kehidupannya pun dijalankan tak mengikuti aturan Allah SWT. Termasuk juga pendidikannya, pendidikan di sistem kapitalisme ini diarahkan sejauh mungkin dari agama, agama cukup di ambil esensi ibadahnya saja, tak heran pelajaran agama di sekolah hanya seputar ibadah ritual semata.
Pada faktanya justru perilaku negatif yang berusaha dihilangkan malah makin menjamur di tengah masyarakat. Justru karakter remaja sekarang makin tak beradab karena sudah terjangkit virus kebebasan yang dihasilkan dari sekularisme ini. Tak heran remaja ini tumbuh menjadi generasi yang sekuler. Generasi yang rapuh, yang ketika mendapati kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan maka mereka akan langsung mengambil jalan pintas seperti bunuh diri dengan mengesampingkan fakta bahwa bunuh diri adalah dosa besar.
Oleh sebab itu, solusi untuk mengatasinya pun harus komprehensif, tidak bersifat parsial dan individual. Di sinilah peran masyarakat dan negara diperlukan bukan sekadar peran individu dan keluarga saja.
Sistem pendidikan dalam Islam akan menanamkan akidah dan tsaqafah Islam yang matang bagi pelajarnya, mereka dibentuk menjadi pribadi yang kokoh imannya sehingga jika mendapati ujian, mereka paham bahwa itu bentuk kasih sayang Allah dan tak mudah berputus asa apalagi memutuskan untuk mencari jalan pintas seperti bunuh diri. Semua masalah yang ada, diusahakan untuk mencari solusinya dan dengan keimanan yang tinggi maka mereka paham bahwa Islam satu-satunya solusi yang bisa menjadi jalan keluar bagi permasalahan yang mereka hadapi.
Negara dalam sistem Islam pun berperan sebagai pelaksana urusan rakyat. Pada sistem pendidikan, negara menjamin akses pendidikan pada semua warga negaranya secara merata, sekolah ataupun perguruan tinggi tidak tersekat-sekat dengan istilah sekolah favorit atau kampus bergengsi. Kurikulum pendidikan juga akan disusun berlandaskan akidah Islam, sehingga menghasilkan manusia dengan karakter yang luar biasa yaitu karakter yang bersakhsiyah Islam, pola pikir dan pola sikap dengan landasan akidah Islam menjadikan mereka menjadi pemuda tangguh yang tidak gampang terpuruk dan cerdas melihat kehidupan.
Semua yang terjadi pada dunia pendidikan kita saat ini tidak lain adalah buah dari penerapan sistem pendidikan sekuler. Sistem pendidikan sekuler hanya menghasilkan generasi yang rapuh dan jauh dari takwa. Sebab, asas yang dibangun dalam pendidikan sekuler adalah asas yang juga rapuh bahkan rusak. Maka, penerapan sekularisme hanya menghasilkan kerusakan dalam setiap lini kehidupan. Sekularisme adalah paham yang menjauhkan aturan agama dari kehidupan termasuk sistem pendidikan. Walhasil, kita bisa melihat kondisi buram generasi saat ini yang jauh dari iman dan akhlak yang mulia. Padahal sistem pendidikan sangatlah penting dan berpengaruh pada masa depan suatu bangsa. Begitu juga kepribadian yang baik pada diri generasi kita saat ini sangatlah penting demi masa depan bangsa.
Islam memiliki sistem pendidikan yang kuat. Sebab, dibangun berlandaskan akidah Islam. Selain itu, didukung dengan penerapan Islam secara kaffah. Dengan diterapkan Islam dalam semua lini kehidupan maka akan saling mendukung dan menguatkan hingga membentuk kepribadian Islam yaitu pola pikir dan pola sikap yang Islam.
Tags
Opini
